Kau akan selalu abadi dalam bait aksara, sastra dan porsaku. Terkenang dalam setiap paragraf-paragraf indah yang isinya adalah kamu, bersemayam di ruang sendiri dalam hati, abadi dalam goresan pena yang kutulis sendiri. Cerita ini kupersembahkan untukmu, Ragan Jaundra Raja Langi. Tentang kita dahulu, tentang asmaraloka yang tak bisa bersama,tentang aku dan kau yang selalu menemani langkah pahit dalam hidupku meski akhirnya kau memilih pergi. Aku adalah Gistara, orang yang memutuskan untuk menuliskan kisahnya sendiri, lewat semua goresan pena yang abadi aku akan mengenangnya. Karena seorang penulis akan menulis kisahnya sendiri ketika ia berada dititik terlelah dalam hidupnya. Yogyakarta, -Gistara Alkalisha-