Anastasya Laksani panggil aja Ana . Gadis yang telah merasakan pahitnya hidup dari kecil. Dimana anak seusianya yang bermain dengan teman ataupun keluarga. Namun tidak untuk Ana , sedari umur 4 tahun ia telah mengidap sesak napas. Di umur nya yang masih kecil itu ia juga memiliki keluarga yang hancur. Berantem , berantem, berantem, dan hanya berantem. Tidak ada kata harmonis dalam keluarga nya. Hebat nya Tak ada kata pisah di antara ibu dan ayah nya. Begitu pula dengan pertemanan nya, Ana tak sehebat itu dalam berteman. Masalah keluarga yang ada membuatnya menjadi anak yang pemalu. Semasa SD hanya bully-an yang di dapatnya baik dari temen nya maupun guru nya. Ketika kenaikan kelas ia tinggal di kelas satu SD yang membuat nya harus mengulangi masa masa kelas satu nya. Bully-an demi bully-an ia rasakan selama 7 tahun di SD. Mendapatkan peringkat terakhir di kelas padahal ia tak sebodoh itu. Jawaban dari soal yang di beri guru sebenarnya terjawab benar oleh nya namun selalu salah di mata guru nya. Ketika SMP baru ia merasakan apa itu berteman ,apa itu belajar, apa rasanya mendapatkan peringkat 3 besar. Ia mendapat kan juara 3 berturut turut selama SMP. Hingga akhirnya ia beranjak dewasa berada di kelas 3 SMA tetap menjadi sang juara dan tentunya masalah yang makin bertambah.All Rights Reserved
1 part