"How about sperm donor?" lelaki yang tengah menyetir menoleh sekilas ketika perempuan di sebelahnya ini berbicara melantur-sepsrti biasa. Tidak ada raut terkejut ketika mendengar pembicaraan ini dari perempuan di sebelahnya. "Kenapa?" Perempuan itu menggeleng sebelum menyandarkan tubuhnya, "Gue pengin punya anak." "Nikah," jawab lelaki itu dengan tenang sambil ia memutar stir kemudinya. lelaki itu mengangkat satu alisnya ketika hanya ada helaan napas berat dari sampingnya. Perempuan itu melirik sekilas temannya yang sebentar lagi akan menikah-menikah? pemikiran itu tidak pernah berada di pikirannya "Gue nggak mau nikah- and that's my choice, but i want to have a child." Perempuan itu menatap gedung-gedung yang tinggi menjulang di depannya. Ketika orang-orang di zaman ini menginginkan yang namanya child free berbeda dengannya yang menginginkan husband free-karena menurutnya mempunyai anak lebih gampang dibandingkan mempunyai suami, entah darimana pemikirannya ini ia dapatkan. Namun msmbayangkan menikah membuat ia bergidik ngeri. ketika ia bisa menghasipkan uang sendiri kenapa ia harus merepotkan diri? merepotkan ketika memiliki suami yang harus ia layani. perempuan itu mungkin akan di coret dari kartu keluarganya ketika pemikiran ini ia keluarkan. benar kata pepatah bahwa silence is gold. dan ia akan memikirkan gimana caranya bisa membuat anak tanpa sex dan mempunyai suami. Ya ia harus memikirkannya.