Le Monde est à Nous
  • Reads 194
  • Votes 11
  • Parts 10
  • Reads 194
  • Votes 11
  • Parts 10
Ongoing, First published Dec 13, 2022
"How about sperm donor?"

lelaki yang tengah menyetir menoleh sekilas ketika perempuan di sebelahnya ini berbicara melantur-sepsrti biasa. Tidak ada raut terkejut ketika mendengar pembicaraan ini dari perempuan di sebelahnya.

"Kenapa?"

Perempuan itu menggeleng sebelum menyandarkan tubuhnya, "Gue pengin punya anak."

"Nikah," jawab lelaki itu dengan tenang sambil ia memutar stir  kemudinya. 

lelaki itu mengangkat satu alisnya ketika hanya ada helaan napas berat dari sampingnya. Perempuan itu melirik sekilas temannya yang sebentar lagi akan menikah-menikah? pemikiran itu tidak pernah berada di pikirannya

"Gue nggak mau nikah- and that's my choice, but i want to have a child."

Perempuan itu menatap gedung-gedung yang tinggi menjulang di depannya. Ketika orang-orang di zaman ini menginginkan yang namanya child free berbeda dengannya yang menginginkan husband free-karena menurutnya mempunyai anak lebih gampang dibandingkan mempunyai suami, entah darimana pemikirannya ini ia dapatkan.

Namun msmbayangkan menikah membuat ia bergidik ngeri. ketika ia bisa menghasipkan uang sendiri kenapa ia harus merepotkan diri? merepotkan ketika memiliki suami yang harus ia layani. perempuan itu mungkin akan di coret dari kartu keluarganya ketika pemikiran ini ia keluarkan.

benar kata pepatah bahwa silence is gold. dan ia akan memikirkan gimana caranya bisa membuat anak tanpa sex dan mempunyai suami. Ya ia harus memikirkannya.
All Rights Reserved
Sign up to add Le Monde est à Nous to your library and receive updates
or
#173amara
Content Guidelines
You may also like
ALANA : A Stepmother's Journey to Love by ytoway
40 parts Complete
Alana Refasya adalah perempuan yang nyaris tak tersentuh, elegan, mandiri, dan dihormati di dunia mode. Di usia 32 tahun, namanya bukan sekadar label, melainkan simbol eksklusivitas yang bertengger di puncak industri. Setiap gaun rancangannya bukan hanya sekadar pakaian, melainkan seni yang membingkai keanggunan. Sosialita, selebritas, bahkan bangsawan berlomba mengenakan karyanya. Wajahnya menghiasi layar-layar raksasa di kota besar, terpampang dalam cahaya gemerlap yang menciptakan ilusi kesempurnaan. Namun, kesempurnaan adalah fatamorgana yang mudah runtuh saat berhadapan dengan kenyataan. Pernikahan dengan Erland Addison membawanya ke dunia yang tak pernah ia kenal sebelumnya, sebuah rumah yang megah, tetapi kehilangan makna sebagai tempat berpulang. Ada sesuatu yang salah di rumah ini. Mereka yang tinggal di dalamnya terlalu terbiasa untuk merasa tidak dicintai. Terlalu lama mengandalkan satu sama lain tanpa pernah benar-benar percaya bahwa mereka tetap membutuhkan sosok ibu atau pasangan hidup. Dan saat itu juga, kenyataan menghantam Alana dengan keras. Keluarga ini telah porak-poranda dalam genggaman perempuan yang seharusnya menjadi tempat pulang mereka. Hancur begitu saja. Mengikis keyakinan bahwa mereka pantas dan layak dicintai. Luka-luka lama mengakar begitu dalam, kepercayaan telah lenyap, dan di dalam rumah ini, rumah yang seharusnya menjadi tempat kembali-tidak ada ruang bagi siapa pun yang mencoba masuk. Anak-anak itu menatapnya dengan sorot mata waspada, seakan menunggu saat ia melakukan kesalahan. Mereka tidak butuh ibu baru. Mereka tak ingin percaya lagi. Dan Alana pun sadar... perjalanannya baru saja dimulai. Karena ia tahu, membangun rumah bukan sekadar memiliki dinding dan atap. Bahwa memenangkan hati tidak sesederhana merancang gaun yang sempurna. Dan di tempat ini, di antara hati yang telah lama kehilangan kepercayaan, ia mengerti satu hal, sekadar usaha tidak akan pernah cukup.
You may also like
Slide 1 of 10
ALANA : A Stepmother's Journey to Love cover
Thesis & Tension cover
Dikejar Jodoh cover
FALLEN. Daddy 21+ cover
Lime of Euphoria cover
NO REGRETS cover
Bikin Ketagihan cover
Mengetuk Hati Pak Darren  cover
Mysha(21+)  cover
BETWEEN US cover

ALANA : A Stepmother's Journey to Love

40 parts Complete

Alana Refasya adalah perempuan yang nyaris tak tersentuh, elegan, mandiri, dan dihormati di dunia mode. Di usia 32 tahun, namanya bukan sekadar label, melainkan simbol eksklusivitas yang bertengger di puncak industri. Setiap gaun rancangannya bukan hanya sekadar pakaian, melainkan seni yang membingkai keanggunan. Sosialita, selebritas, bahkan bangsawan berlomba mengenakan karyanya. Wajahnya menghiasi layar-layar raksasa di kota besar, terpampang dalam cahaya gemerlap yang menciptakan ilusi kesempurnaan. Namun, kesempurnaan adalah fatamorgana yang mudah runtuh saat berhadapan dengan kenyataan. Pernikahan dengan Erland Addison membawanya ke dunia yang tak pernah ia kenal sebelumnya, sebuah rumah yang megah, tetapi kehilangan makna sebagai tempat berpulang. Ada sesuatu yang salah di rumah ini. Mereka yang tinggal di dalamnya terlalu terbiasa untuk merasa tidak dicintai. Terlalu lama mengandalkan satu sama lain tanpa pernah benar-benar percaya bahwa mereka tetap membutuhkan sosok ibu atau pasangan hidup. Dan saat itu juga, kenyataan menghantam Alana dengan keras. Keluarga ini telah porak-poranda dalam genggaman perempuan yang seharusnya menjadi tempat pulang mereka. Hancur begitu saja. Mengikis keyakinan bahwa mereka pantas dan layak dicintai. Luka-luka lama mengakar begitu dalam, kepercayaan telah lenyap, dan di dalam rumah ini, rumah yang seharusnya menjadi tempat kembali-tidak ada ruang bagi siapa pun yang mencoba masuk. Anak-anak itu menatapnya dengan sorot mata waspada, seakan menunggu saat ia melakukan kesalahan. Mereka tidak butuh ibu baru. Mereka tak ingin percaya lagi. Dan Alana pun sadar... perjalanannya baru saja dimulai. Karena ia tahu, membangun rumah bukan sekadar memiliki dinding dan atap. Bahwa memenangkan hati tidak sesederhana merancang gaun yang sempurna. Dan di tempat ini, di antara hati yang telah lama kehilangan kepercayaan, ia mengerti satu hal, sekadar usaha tidak akan pernah cukup.