Aletha Emilia Tedja, 24 tahun, hidup dalam keluarga yang hangat, penuh canda, namun tetap sarat ekspektasi tak terlihat. Sebagai anak tengah dari tiga bersaudara, Aletha sering berada di posisi penyeimbang, yang harus mengalah di antara kakaknya Sania, si sulung dokter yang jadi kebanggaan keluarga, dan adiknya Evan, si bungsu yang baru saja memulai kuliah di jurusan Teknik Pertambangan, pilihan ambisius sang ayah.
Di mata keluarga besarnya, Aletha dicap sebagai calon mahasiswa abadi, perkara ia adalah mahasiswa hukum semester 10 yang skripsinya tak kunjung rampung. Pertanyaan basi seperti, "Kapan wisuda?", "Skripsi kok nggak kelar-kelar?", sudah jadi santapan ketika kumpul keluarga. Padahal, tak banyak yang tahu Aletha sudah mandiri secara finansial. Lewat usaha jastip, terkadang ia juga freelance menjadi MC, dan berbagai freelance lainnya, Aletha tak lagi menggantungkan hidup pada transfer bulanan orang tuanya.
Meski jurusan hukum bukan pilihannya, tapi Aletha mencoba menyelesaikannya dengan caranya sendiri. Perlahan, tanpa terburu-buru. Karena ia tahu, wisuda berarti selamat datang dunia kerja dan ia tahu persis ke mana ayahnya akan menempatkannya. Di sebuah firma hukum milik kenalan ayahnya, jauh dari mimpi dan kebebasan yang selama ini ia perjuangkan.
Di balik julukan anak tengah yang keras kepala, Aletha benar-benar menikmati masa-masa merantaunya di Jogja. Kos eksklusifnya, mobil pribadi yang akhirnya ia jual karena lebih nyaman dengan motor maticnya dan kebebasannya mengatur waktunya sendiri adalah cita-cita kecil yang kini ia rasakan.
Tentang gadis kota bernama Anja yang tiba-tiba pindah ke desa, dijadikan jaminan Ayahnya untuk meminjam uang kepada juragan kaya raya di desa tersebut hingga akhirnya sang Ayah tidak bisa melunasi hutangnya yang berujung ia harus menikahi putra sulung dari si Juragan nan merupakan seorang perjaka tua.
Apakah Anja akan diam saja dan pasrah menerima takdir?
Tentu tidak, segala cara akan Anja lakukan demi melepaskan diri dari jebakan takdir ini. Akan dia buat suaminya itu tidak betah dengan sikapnya lalu meminta cerai dengan sendirinya.