Pengarang: Gongzi Jia | Bab 126
Setelah tujuh atau delapan tahun dalam kiamat, Wang Ying, yang menahan kelaparan dan kelaparan, melakukan perjalanan ke tahun 1960-an.
Sepupu di kamar sebelah sedang demam, dan ketika dia bangun dia berteriak-teriak untuk memutuskan pertunangan dengan tunangannya. Bibi yang menangis mendatangi Wang Ying dan meminta Wang Ying untuk menikahinya.
Ketika Wang Ying mendengar bahwa pihak lain adalah juru masak, dia langsung senang, juru masaknya baik.
Tidakkah Anda mendengar bahwa kekeringan selama tiga tahun tidak dapat membunuh seorang juru masak?
Setelah mengalami kiamat, impian terbesar Wang Ying adalah memiliki makanan yang cukup.
*****
Sepupu bersusah payah untuk mendapatkan pernikahan Wang Ying, dan menunggu beberapa tahun untuk menjadi istri orang terkaya.
Akibatnya, Wang Ying makan nugget ayam panggang sementara sepupunya merayu anak tiri dan putri tirinya. Saat sepupu itu berurusan dengan ibu mertua dan menantu perempuan, Wang Ying sedang makan acar ikan. Sementara sepupunya sibuk melakukan pekerjaan rumah dan berjalan-jalan di sekitar panci, Wang Ying sedang makan mie rebus dengan daging babi dan kol.
...
Sepupu itu menghitung waktu dengan jarinya, kenapa dia belum menjadi istri orang terkaya?
Di sisi lain, suami juru masak Wang Ying memenangkan penghargaan, mengadakan jamuan kenegaraan, dan membuka jaringan hotel. Saat mencuci kaki Wang Ying, Xu Shuang, juru masak mie dingin, memanjakannya dan bertanya padanya, "Bolehkah makan mawar Yuanxiao untuk makan malam?
💫[SEQUEL PEJUANG SEPERTIGA MALAM]💫
Kehidupan di dunia ini ibaratkan air laut yang pasang surut. Kesedihan bisa saja datang kapan saja, namun kebahagiaan juga dapat menghampiri secara tiba-tiba.
Oleh karena itu, hiduplah sesuai dengan narasi Sang Pencipta, Allah SWT. Jangan terlena dengan rasa bahagia yang datang, namun juga jangan terlalu berlarut dalam kesedihan. Tetaplah bersyukur dan berdoa atas apa yang telah terjadi.
Dalam ajaran Islam pun, setiap manusia diajarkan untuk senantiasa berusaha serta berserah diri kepada Allah SWT. Sebab, Allah lah yang menentukan, sementara manusia hanya dapat merencanakan.
Saat sedang dalam keadaan sulit, wajar saja jika kita merasakan kesedihan atau putus asa. Namun, tentu lebih baik jika perasaan itu hanya sesaat saja. Kita pun harus berusaha untuk bangkit kembali menghadapi realita yang ada.
Sya'ir ini hanya untuk pengingat diri, bukan untuk menjerumuskan orang yang kamu sukai ke dalam lingkaran halusinasi.
- Zubair Hanan Al-Fatih -
Start: 20 Oktober 24
End: ?