Rumpang [Terselesaikan]
  • Reads 23,100
  • Votes 1,551
  • Parts 23
  • Reads 23,100
  • Votes 1,551
  • Parts 23
Complete, First published Dec 21, 2022
Tata tidak pernah berpikir bahwa penulis favoritnya---Adam Darmawangsa, bukanlah seorang Dosen atau Dokter. Tulisannya begitu bijaksana dan indah menandakan wawasan yang luas.
Faktanya, penulis itu adalah remaja seusia dengan satu paru-paru, alat bantu napas, dan sekarat.

Tata berharap tulisan rumpang itu diselesaikan oleh Adam sebelum mautnya, sehingga di saat-saat terakhir Adam, Tata ada di sana untuk meminta lanjutan cerita yang belum selesai ditulis.
All Rights Reserved
Sign up to add Rumpang [Terselesaikan] to your library and receive updates
or
#249hidup
Content Guidelines
You may also like
Raga Arga  [OPEN PO] by aksara_jiwa
54 parts Complete
Jika ditanya apa yang spesial dari kehidupan si kembar, Raga dan Arga, mungkin jawabannya tidak ada, andai keduanya tidak pandai-pandai bersyukur. Bagaimana tidak, kepergian sang bunda menjadi titik awal kehidupan mereka yang sesungguhnya. Getir pahit melekat di dalamnya. Arga disalahkan oleh neneknya atas kepergian sang bunda. Lantas rasa bersalah dan trauma yang begitu besar terpatri kuat dalam dirinya, sejak saat itu hidupnya berubah seiring dengan jiwa yang bergonta-ganti mengisi raganya. Kadang, ketika bangun tidur Arga akan merengek layaknya anak kecil yang mencari bundanya. Kadang juga Arga menjadi sosok yang membenci dirinya sendiri, menghancurkan cermin yang ada di kamarnya, lalu berujung menyakiti dirinya sendiri. Raga, nyatanya wajah tampan dan unggul dalam basket tak lantas membuatnya dipandang. Bagi teman sekelasnya, Raga tak lebih dari sampah yang harus cepat-cepat dibersihkan. Bukan Raga tak mau melawan mereka, hanya saja rasanya percuma, mereka terlanjur menjadi budak sekolah yang gila nilai. Lalu, mampukah keduanya menjalani dan melawan segala getir pahit dalam kehidupan? Atau memilih menyerah, berpasrah pada Tuhan? *** Bukan skenario hidup seperti ini yang aku inginkan, memerani tiga tokoh sekaligus dalam satu kali kesempatan hidup. Andai bisa aku ingin terlahir kembali menjadi aku yang hanya satu- Samudra Arga Pratama Aku lelah menjadi senja yang ditunggu dan dikagumi di penghujung waktuku-Samudra Raga Dwitama *** Takkan gugur daun yang menguning itu jika memang belum habis waktunya. Takkan turun rintik hujan itu sekalipun langit telah menggelap jika memang belum saatnya. Pun dengan jantung yang takkan berhenti berdetak jika memang Tuhan belum berkehendak.
You may also like
Slide 1 of 8
Raga Arga  [OPEN PO] cover
Deandra - End✔ (SUDAH DI BUKUKAN) cover
I'm Fine ( End ) cover
Protective family cover
P L E A S E! [End] cover
[✓] Satya dan 67 hari cover
Alvanka Zafran || END cover
2. NOT ME ✔️  cover

Raga Arga [OPEN PO]

54 parts Complete

Jika ditanya apa yang spesial dari kehidupan si kembar, Raga dan Arga, mungkin jawabannya tidak ada, andai keduanya tidak pandai-pandai bersyukur. Bagaimana tidak, kepergian sang bunda menjadi titik awal kehidupan mereka yang sesungguhnya. Getir pahit melekat di dalamnya. Arga disalahkan oleh neneknya atas kepergian sang bunda. Lantas rasa bersalah dan trauma yang begitu besar terpatri kuat dalam dirinya, sejak saat itu hidupnya berubah seiring dengan jiwa yang bergonta-ganti mengisi raganya. Kadang, ketika bangun tidur Arga akan merengek layaknya anak kecil yang mencari bundanya. Kadang juga Arga menjadi sosok yang membenci dirinya sendiri, menghancurkan cermin yang ada di kamarnya, lalu berujung menyakiti dirinya sendiri. Raga, nyatanya wajah tampan dan unggul dalam basket tak lantas membuatnya dipandang. Bagi teman sekelasnya, Raga tak lebih dari sampah yang harus cepat-cepat dibersihkan. Bukan Raga tak mau melawan mereka, hanya saja rasanya percuma, mereka terlanjur menjadi budak sekolah yang gila nilai. Lalu, mampukah keduanya menjalani dan melawan segala getir pahit dalam kehidupan? Atau memilih menyerah, berpasrah pada Tuhan? *** Bukan skenario hidup seperti ini yang aku inginkan, memerani tiga tokoh sekaligus dalam satu kali kesempatan hidup. Andai bisa aku ingin terlahir kembali menjadi aku yang hanya satu- Samudra Arga Pratama Aku lelah menjadi senja yang ditunggu dan dikagumi di penghujung waktuku-Samudra Raga Dwitama *** Takkan gugur daun yang menguning itu jika memang belum habis waktunya. Takkan turun rintik hujan itu sekalipun langit telah menggelap jika memang belum saatnya. Pun dengan jantung yang takkan berhenti berdetak jika memang Tuhan belum berkehendak.