Dia bersembunyi, dalam bayangan. Menjadi pedang dari Dewi Themis yang matanya telah ditutupi oleh kain kuning. Membungkam pengkhianat-pengkhianat yang menjual negerinya untuk kepentingan pribadi, dan yang tak segan menggorok leher rakyat demi memandikan diri dengan darah dan ketamakan.
Dia bersembunyi, dalam bayangan, menegakkan keadilan yang mati, membangun idealismenya sendiri. Dialah orang-orang yang rela membasahi tangan dengan darah. Karena hanya sekadar menyamakan timbangan saja sudah tidak mampu membersihkan negeri yang sudah kotor oleh pengkhianat-pengkhianat itu.
Dia, ada di mana-mana. Karena dia juga mereka, adalah orang-orang yang dihancurkan oleh pengkhianat bangsa, dan melewati neraka mereka dengan putus asa. Beruntungnya, pisau dendam itu masih membawa patriotisme, sehingga arah ujung pisaunya masih dalam rasionalitas.
Ya, mereka, orang-orang yang berada dalam jurang, dan menarik pengkhianat untuk ikut ke dalam jurang itu. Mereka yang berada dalam bayangan, dan membersihkan noda dari bayangan.
dr. Sasa Ayuwandira Prawirohardjo dokpol, spesialis forensik, anak sultan dijodohkan dengan Edwin Chandra, S. Ked. Ceo perusahaan P-Farma. Edwin itu pinter, ganteng dan ngegemesin. Dia sempurna seandainya nggak bucin sama Siska, mantan pacarnya yang dalam proses perceraian. Karena cintanya pada calon janda itu, dia menolak Sasa.
Sasa lantas menawarkan 2,5% saham P-Farma miliknya asal Edwin mau menikahinya selama setahun dan menghasilkan satu bocil. Emangnya Edwin sapi ternak! Sasa cuman butuh benihnya aja.
Awalnya Edwin mau menolak, tapi ternyata dia nggak punya pilihan lain. Kira-kira mereka bisa bikin bocil nggak? Gimana dengan Siska? Setujukah dia dengan pernikahan Sasa dan Edwin?
Update setiap hari senin