"Lean?" "Lean, hei?" "Lean!" Aku tersadar dari lamunanku. Lihatlah muka kebingungannya yang sedang memandangiku itu. Ah, sungguh lucu. Rasanya aku ingin memandanginya terus seharian. Aku menyukai segala hal tentangnya. Sikapnya, kata-katanya, cara berpakaiannya, kepintarannya, namanya, dan tentu saja wajah tampannya. Tapi diantara itu semua yang paling kusukai adalah ekspresinya. Wajahnya yang berubah-ubah ketika menampilkan berbagi ekspresi yang berbeda itu seolah-olah punya magnet yang bisa membuat mataku terus memperhatikannya. Ekspresinya saat tersenyum hingga matanya menyipit dan memperlihatkan deretan gigi rapinya. Ekspresinya saat fokus dikelas hingga menimbulkan kerutan didahinya. Ekspresinya saat kesal hingga membuat bibirnya sedikit maju. Ekspresinya saat- CUKUP! jika kuteruskan maka ini tidak akan menjadi sinopsis tapi sebuah buku. Intinya semua ekspresi yang ia buat sungguh menarik dimataku. Dan kuharap tuhan akan mengizinkanku untuk melihat berbagai ekspresi itu hingga aku tidak bisa bernafas lagi.All Rights Reserved
1 part