"Bagaimana kau bisa memperlakukan sesama manusia dengan sebiadab itu. Seekor anjing saja tidak akan berfikir untuk melakukan itu kepada komplotan anjingnya. tapi kau...???" Prraaaannnngggg Suara piring pecah menghantam tembok mengheningkan suasana sesaat, sebelum tangisan itu kembali pecah disertai deru hujan yang mengamuk diluar rumah membuat suasana menjadi semakin mencekam "LALU KAU MAU APA? AKU SUDAH MENYURUHMU MENGGUGURKAN KANDUNGAN ITU DAN KAU MENOLAKNYA. SEKARANG KAU TANGGUNG SENDIRI AKIBATNYA WANITA JALANG." Laki-laki itu keluar rumah sambil membanting pintu. Pergi entah kemana di tengah deru hujan lebat di luar sana. Persetan baginya hujan-hujanan basah kuyup, masa bodoh meninggalkan istrinya yang tengah hamil 8 bulan itu sendirian di rumah yang berantakan penuh dengan serpihan piring dan gelas pecah karena pertengkaran mereka barusan. Gadis itu hanya menangis. Menenggelamkan kepalanya di antara kedua lututnya. Menahan sakit melihat tingkah suaminya yang bahkan lebih buruk dari binatang. Dadanya sesak, tapi perutnya lebih sesak karena ada buah hati yang harus dia jaga di dalamnya. Dia lantas mengambil obat yang sudah dia simpan selama ini. Bukan untuk menggugurkan kandungannya.. Tapi mengakhiri kehidupan mereka berdua.. Dia menelan semua obat yang ada digenggamnya hingga habis. Membuatnya perlahan merasakan sakit yang tidak terhingga menjalar di sekujur tubuhnya. Matanya memerah, Nafasnya mulai berat, Namun bukan tangisan yang keluar dari mulutnya.. Sebuah senyuman.. ya.. Senyuman terindah yang pernah terlukis di bibir manisnya. "Terima kasih sudah bertahan sejauh ini." . . . Next -(prolog) happy reading Jangan jadi silent reader yaaa