"Gimana bisa kamu mutusin aku gitu aja??!!! Kita udah pacaran hampir 4 tahun!!! Tapi kamu malah dengan mudahnya bilang putus ke aku?!!!!" Emosi ku meluap-luap melontarkan 1001 bahasa pada lelaki biadab yang tidak memiliki hati itu. Lalu dia menuju kearahku dan menepuk pundakku. Dengan tatapannya yang polos pasti dia akan membatalkan acara putus ini. "Maaf RoMa, tapi aku sudah memikirkannya sejak 5 bulan yang lalu .... tapi aku baru bisa ngomong sekarang, aku tau kamu pasti butuh alasan yang kuat kan...? Sebenarnya ini agak kejam, tapi inilah kejujurannya.... semua berubah saat kau mengenalkanku pada Vei... dia gadis yang manis dan aku..." PLAK!!! satu tamparan keras melayang pada pipi laki-laki itu, dan tamparan itu berasal dariku. "Kamu mutusin aku karena ada orang lain..?? Okee! Mungkin aku bisa nerima hal itu!!! Tapi sama Vei???! Aku gak akan pernah terima!!!" "Kenapa????!" Lelaki itu mengerutkan kedua alisnya. Kutatap dalam-dalam kedua matanya. Dia sungguh-sungguh penasaran denga