Tak heran kalau Jeandra menyebut dunianya sudah tak layak lagi untuk dihuni. Badai dimana-mana, hujan tidak pernah berhenti, petir tak jarang bergemuruh. Tapi itu hanya ibarat, seolah semesta sudah benar-benar membencinya kala itu. Senyumnya bisa merekah kapanpun, mulutnya bisa mengatakan baik-baik saja. Tapi soal bahagia, dia bahkan lupa kapan terakhir kali merasakan itu. Hari lahirnya menjadi hari yang paling dia benci, dimana dia merasakan banyak hal dalam satu malam. Kehilangan Ibundanya, kehilangan kakaknya, dan kehilangan bahagianya. -aksa jeandra- DILARANG PLAGIAT🚫
14 parts