Story cover for Cadar Untuk Maryam by Emangdanilz
Cadar Untuk Maryam
  • WpView
    Reads 31
  • WpVote
    Votes 3
  • WpPart
    Parts 3
  • WpView
    Reads 31
  • WpVote
    Votes 3
  • WpPart
    Parts 3
Ongoing, First published Jan 01, 2023
Hallo Aku Author Misseng, membawakan sebuah kisah nyata dari seorang gadis muda.

Kisah ini berawal dari gadis yang berusia Tujuh Belas Tahun yang bernama Maryam Jamilah, seorang gadis yang mengidap penyakit Epilepsi.

Memiliki wajah cantik, dan kulit putih seperti orang arab tak membuat dia sombong dengan kecantikan yang dia miliki, namun kekurangan yang membuat dia harus melepas jodohnya untuk menjadi perawan tua, karena penyakit yang dia hadapi.

Maryam harus ikhlas menerima apa yang Tuhan berikan padanya, namun di balik kekurangan yang iya miliki, tersimpan suatu kelebihan yang tak banyak orang tau, hingga hijrah terus berlanjut untuk Maryam. 



Mohon dukungan dan votenya iya😊😊.
All Rights Reserved
Sign up to add Cadar Untuk Maryam to your library and receive updates
or
#15sepotongkehidupan
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
WHY DOES MY BROTHER HATE ME?  [REV] √ cover
SASHI cover
Lelaki yang Merindukan Matahari cover
Asmara Jingga (Tamat) cover
Di Antara Tawa dan Tragedi  cover
Let Me Love You Longer cover
TOO LATE TO FORGIVE YOU | ✔ | FIN cover
ELEGI ASMARA cover
My Love A Turki cover
Narasi patah hati cover

WHY DOES MY BROTHER HATE ME? [REV] √

46 parts Complete Mature

⚠️DALAM TAHAP REVISI ⚠️ FOLLOW TO READ READER!!! Sejak kepergian kedua orang tuanya dalam sebuah kecelakaan tragis, kehidupan seorang gadis muda berubah menjadi mimpi buruk. Ia tinggal bersama ketujuh kakaknya-orang-orang yang seharusnya menjadi pelindung dan penghibur, namun justru menjadikannya kambing hitam atas kehilangan mereka. Tanpa bukti dan tanpa alasan yang masuk akal, ketujuh kakaknya menuduhnya sebagai penyebab kematian orang tua mereka. Hati yang dulu penuh kasih berubah menjadi bara amarah yang terus membakar, menciptakan jurang dalam keluarga mereka. Gadis itu hidup dalam bayang-bayang rasa bersalah yang tak pernah ia pahami, terpenjara oleh luka yang ditinggalkan oleh keluarga sendiri. "Apa salah ku?" ucapnya dengan suara lirih, tak mengerti mengapa ia harus menanggung semua ini. "Oppa, maafkan aku... hiks." "Arghhh! Jangan siksa aku lagi!" teriaknya dalam ketakutan, tubuhnya gemetar setiap kali langkah kaki para kakaknya mendekat. "Oppa... tolong aku... bantu aku... hiks..." "Eomma... Appa... aku rindu... bawa aku pergi... hiks..." Hanya rasa rindu yang menjadi temannya setiap malam. Rindu akan pelukan hangat sang ibu, dan suara tenang sang ayah. Di tengah gelapnya kebencian yang terus membayangi, apakah masih ada secercah harapan untuk gadis kecil itu menemukan cahaya dan kasih yang hilang?