"Ayahku pemabuk, penjudi, bahakan pemerkosa. Pria brengsek itu sangat biadab! Tapi bagaimanapun, dia tetap ayahku." Mutia menutup wajahnya. Dia tak tahu lagi menaruh mukanya di mana sekarang. "Dia menjualku pada kakekmu agar bisa kembali berjudi. Mengadu nasib dengan uang haram itu. Jadi ..." Mutia menggantung ucapannya. "tolong jangan menghinaku lagi. Aku tak semurah itu, Tuan Muda. Tanpa kau hina sekalipun, hidupku sudah hina. Bahkan, aku sendiri jijik dengan hidupku. Cukup benci aku, jangan menghinaku. Kau pantas membenciku."
"Ka--kamu menangis?" Tanyanya hati-hati, yang dibalas senyum sinis mutia. Biarkan saja, toh lelaki buta itu tidak akan melihatnya.
"Apa pedulimu?" Mutia melempar tatapan sinis. Dia benar-benar benci dikasihani.
"Kemarilah!" ucapnya seperti perintah. Dengan malas, Mutia bangkit, lalu berjalan ke arah Zean.
Melihat Mutia yang mendekat, Zean menepuk ruang kosong di sebelahnya. "Naiklah."
Perlahan tapi pasti, Mutia pun naik ke atas ranjang tanpa berniat membantah. "Ada apa? Kalau kau hanya ingin berempati pada hidupku yang mengenaskan, aku tidak butuh belas kasihan."
Zean mendengkus kesal. Baru kali ini ada gadis yang sangat berani kepadanya. Dia sungguh, berbeda. Hem, hidupnya cukup menarik. "Cih! Gadis angkuh. Turunkan tingkat percaya dirimu. Siapa yang berempati? Aku cuman mau bilang, jangan menjual air matamu di depanku. Aku benci gadis lemah!"
Semua berawal dari surat cinta yang di anggap menjijikan oleh Luca, surat itu dari Kalias anak pendiam dengan kaca mata bulatnya.
surat berujung rasa menyedihkan menenggelamkan Kalias, membuatnya sadar jika segala sesuatu dilandasi dan digantungkan pada fisik.
ia akui ia tak semanis temannya, Nolan. Tapi ia masih berharap jika Luca menerimanya bukan karena ingin mendekati Nolan, tapi nyatanya semua membuatnya sadar.
Jika Kalias kalah, dan ia terperosok masuk dalam hubungan rumit. Hubungan di mana perasaannya digantungkan, Luca yang menyukai Nolah yang seorang primadona, dan Luca yang kekasih seorang Kalias seorang submisif biasa.
"Aku akan mengencani bahkan menikahi temanmu, jika kamu bersama orang lain, agar di setiap pertemuan kalian, aku bisa terlibat dan masih bisa melihatmu."