GEVANADYA

"Gue mau pergi." Nadya tertunduk lesu, dengan air mata yang terus membasahi pipi nya.

"Kita dari masih bayi udah bareng, Nad. kita bareng ya?"
Gevan menggenggam kedua bahu Nadya yang merosot lesuh.

"GAK USAH SOK CARE LAGI SAMA GUE!," Nadya menghempaskan dengan kasar kedua tangan Gevan yang menggenggam bahu nya. "MENDING LO BALIK, LO URUSIN MASA LALU LO, DAN JANGAN PERNAH LO GANGGU GUE LAGI. GUE UDAH MUAK SAMA LO!," Nadya menghapus air mata yang membasahi pipi nya itu dengan kasar, Nadya kembali menunduk untuk meredam amarah nya yang sedang memuncak. "Tinggalin gue sendiri." lirih nya. lalu bokong nya dia duduki di atas kursi panjang.

"Gue gak bisa tinggalin lo, Nad. Gue mau nemenin lo." Gevan maju melangkah mendekati Nadya.

"HARUS NGOMONG PAKE BAHASA APA LAGI. Lo bisa ngertiin gue nggak sih, Van! Gue mau sendiri." Nadya kembali menunduk untuk menahan tangisan yang ingin kembali membasahi kedua pipi nya.

"Oke, gue pergi. Jaga diri ya, Del. Gue sayang lo" Setelah mengucapkan kata-kata itu. Gevan melangkah meninggalkan Nadya dan taman itu.

"tsss." Nadya mendesis basi, sambil tersenyum paksa.

Tiga kalimat terakhir yang di berikan Gevan itu hanya tipu belaka dan tidak dengan pembuktian nya.

****

Kisah dua sahabat yang dari kecil sudah bersama sampai saat mereka SMA kelas XIII kebersamaan itu hancur saat masa lalu Gevandra kembali hadir di dalam kehidupan mereka. Mengapa Klanadya bisa semarah itu?

Ketahuilah lebih lanjut tentang mereka dan mengapa mereka bisa seperti itu.

Tolong beri semangat dan do'a untuk saya..

cr: @pinterest