"Aku mengkhianatimu Avena" ucap Arion pelan, sesaat setelah mereka bertemu, padahal hari itu, Arion sudah memberitahu Avena melalui telfon, namun Avena tetap ingin bertemu dengan Arion, ia tidak ingin mendengarkan penjelasan Arion, namun ia justru ingin melihat dan menatap wajah Arion dari dekat, wajah yang selalu membuatnya candu, wajah yang selalu membuat harinya begitu berwarna, wajah yang selalu mengukir senyuman diwajahnya sejak 4 tahun yang lalu. "Avenaaa, dengarkan aku" ucap Arion tampak begitu sedih saat ia melihat raut wajah Avena tampak baik-baik saja dengan senyuman diwajahnya. "Apakah dia cantik?" tanya Avena tersenyum, ia yang sudah mengetahui bahwa Arion akan menikahi gadis itu. "Yah" ucap Arion menundukkan wajahnya, ia merasa begitu bersalah kepada Avena karena harus mengakhiri hubungan yang sudah mereka jalin selama 4 tahun itu hanya karena ia dijodohkan dengan cinta pertamanya. "Kamu bahagia jika menikah dengannya?" tanya Avena kembali, Arion semakin menundukkan wajahnya, airmatanya seketika menetes di jas putih yang ia kenakan. "Aku bahagia, karena dia cinta pertamaku" ucap Arion pelan, rasa sesak itu pun semakin menyelimuti hari Avena saat itu, namun airmatanya ia tahan sekuat tenaganya agar tidak keluar dan membanjiri pipinya. "Maka jika seperti itu, aku pun akan bahagia untukmu, Arion" ucap Avena pelan, ia mencoba terus tersenyum saat pria itu mengangkat wajahnya dan menatapnya seolah tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Avena.
10 parts