"Ayah, ibu, kakak. Aku ingin bersama kalian." Pikiranku sudah mulai kemana mana. Aku malam ini malam yang paling hancur dalam hidupku."Ayahhhh, Ibuuuuuu, kak Vina"
Suara teriakan itu terus menggema dalam lingkaran ku, malam ini aku benar benar hancur. Tuhan merenggut keluarga ku dari hidupku, jiwaku bahkan langsung kosong terbawa oleh mereka.
"Malam ini, aku kehilangan segalanya" batinku.
Aku terduduk lemas memeluk lututku yang bergetar di depan ruangan Tante Lena, aku menenggelamkan wajahku diantara kedua lutut ku, lagi lagi aku menangis.
"Ayah, ibu, kakak. Aku ingin bersama kalian." Pikiranku sudah mulai kemana mana. Aku malam ini malam yang paling hancur dalam hidupku.
***
"Marva?"
"Iya bi, ini aku. Sorry, i'm so lucky to have you"
"Thank you va, i love you"
"I love you more, Elbia Tarisa"
"Resusitasi adalah prosedur medis darurat yang dilakukan untuk menyelamatkan nyawa seseorang saat pernapasan atau jantungnya berhenti. Lakukan dengan segera dengan Posisi tangan harus pas hingga proses kompresi jantung bisa maksimal. Tapi tentunya akan ada efek samping, salah satunya patah tulang."
Satu bait penjelasan medis yang malah membuat mata dr. Adis berkaca-kaca ingin menangis. Padahal penjelasannya tidak ada hubungannya sama sekali dengan kisah hidupnya. Namun ketika ia renungkan semakin dalam, analogi itu sangatlah cocok.
Bahwa ia bertemu dengan seorang pria yang sedang sekarat dalam urusan percintaan. Seorang pria yang pernah patah hati hingga mati rasa. Jantung bagian percintaannya berhenti berdetak. Lalu dengan polosnya, Adis mencoba memberikan pertolongan dengan cara menyentuh jantung hatinya. Memberi tekanan-tekanan cinta, berharap jantung hati pria itu akan kembali berdetak normal hingga bisa kembali merasakan jatuh cinta.
Namun sayangnya Adis tidak memperhitungkan lebih jauh lagi bahwa berhasil atau tidak berhasilnya resusitasi yang ia berikan pada pria itu, tetap akan menimbulkan efek patah hati.