"Kakak janji nanti kamu lulus kakak hadir" ujar Jaevan seraya mengusap puncak kepala seorang gadis yang duduk di bangku SMP
"Ok. Janji ya?" Ucapnya seraya mengacungkan jari kelingkingnya
"Iya Aren" jawab Jaevan menyambut kelingking Psyche dengan senyuman yang merekah
___________________________________________
"Kak, kok nggak diangkat sii?" Gerutu Psyche seraya meng check ponselnya berulang kali
"Mungkin kak jaevan sibuk sayang, tunggu aja" ujar sang ibu seraya merapikan halaian rambut yang sedikit berantakan
___________________________________________
"Udah hampir 5 taun loh kak sejak perjanjian itu, kakak nggak pernah bales ataupun baca pesan Aren..."
".....mana malah post cewe lagi" Psyche bermonolog seraya menatap layar ponselnya lamat-lamat
___________________________________________
"Maaf...." hanya satu kata yang keluar dari laki-laki yang sudah kutunggu sejak lama
"Kak, tau nggak di dunia ini nggak ada yang abadi semua bisa aja menghilang dengan sendirinya ataupun tiba-tiba, begitu pun perasaan aku kalo gak kakak jaga bakal hilang, cape nunggu tanpa kabar, tiba-tiba sekarang muncul begitu saja, maaf kak hati ini bukan untuk kakak lagi" ujar Psyche panjang lebar dengan air mata yang sudah siap meluncur di pipinya seraya menutup pintu kamarnya cukup kencang dan meninggalkan Jaevan yang masih berdiri menunduk membawa buket bunga daisy kesukaannya di depan pintu
___________________________________________
"Kamu yakin mau lawan orang tua kamu?" Tanya laki-laki yang telah resmi menjadi pacarnya 2 minggu yang lalu
"Hmm.." jawab Psyche singkat
___________________________________________