Ini tentang Nada, yang mencintai sosok laki-laki dengan tatapan teduh dan senyum yang indah. Laki-laki yang berbagai meja dengannya sejak mereka duduk di bangku kelas sepuluh. Mencoba menyimpan rasa untuk dirinya sendiri, sebab dia tau bahwa kebersamaan mereka adalah hal yang semu. Tentang Nada yang berusaha melepaskan dan mengikhlaskan sang pujaan hatinya. --- Lantas bagaimanakah akhirnya? Akankah mereka bisa bersama seperti keinginan gadis itu? Ataukah merelakan dan mengikhlaskan adalah keputusan akhir yang harus diterimanya dengan lapang dada? --n.d--