Selalu ada banyak pertanyaan yang muncul dalam pikiran seorang Gemintang Kanessa Adhitama. Apa? Mengapa? Lalu, bagaimana?Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar dalam benaknya seakan seperti milyaran bintang yang mengelilingi pusat galaksi. Namun, tidak dengan laki-laki itu. Dalam kepala seorang Ravindra Gibran, dia tak perlu dipusingkan dengan hal-hal semacam; Apa yang menyebabkan air sabun terasa lebih basah dibanding dengan air? Mengapa gelembung sabun terlihat warna-warni ketika terkena cahaya matahari? Bagaimana bisa gelembung itu selalu berbentuk bulat, meskipun alat pencetaknya tidak bulat? Seiring gelembung-gelembung air sabun yang beterbangan di udara, laki-laki itu terus mendentingkan tawa. Kontras dengan dirinya yang hanya bergeming menatap dalam kebisuan.