WARNING!!! BELUM REVISI Airin merupakan wanita berumur kepala tiga yang berstatus lajang. Ketika teman-teman sudah memiliki buntut dia masih betah sendiri, menikmati masa sendirian. Dia bekerja di sebuah penerbit buku yang lumayan besar di kotanya. Dia hidup berdua dengan sang ibu sehingga dia memilki kesan yang cukup cuek dan juga tidak perduli dengan sekitar. Tinggal di ibu kota membuat dia juga semakin membatasi diri dengan lingkungan yang lain. Airin betah melajang di umur kepala tiga dan itu membuat ibunya sakit kepala yang luar biasa. "Mu sampai kapan, kamu tetap akan melajang?" aku menghela nafas dengan kasar sembari meneruskan satu persatu kata yang mulai ku tulis. "Nanti Bu." jawabku dengan mengetik kembali tulisan yang apa yang aku sudah pikirkan. "Kau bukan remaja lagi, tapi kau sudah dewasa. Jangan terpuruk itu sudah lama tapi kamu masih berada di lingkaran setan terus menerus?" aku terdiam sejenak lalu tetap melanjutkan setiap kata yang terpikirkan olehku dan menghiraukan ucapan dari Ibuku. Itulah perdebatan antara anak dan Ibu yang selalu menanyakan, "kapan aku menikah," dan juga "kapan aku bisa bangkit dari masa lalu yang kelam?" Aku benci pertanyaan itu, jika yang bertanya bukan Ibuku pasti aku ku lempar menggunakan sepatuku. Andaikan Ibu tahu bahwa sejak itu pula aku membenci lelaki dan juga aku sangat malas dekat dengannya. 24-02-2024 Berondong 8/585 10-03-2024 Pendek 11)4,6 ribu