Bagaimana mungkin, aku bisa memilih merasakan sakit hati yang begitu dalam dibandingkan dengan merasa bahagia?
Tentu saja, kebahagiaanku hanya ada pada ia. Namun, aku pun tidak bisa berbuat apa-apa ketika ia memilih untuk pergi dan meninggalkan segala kenangan kami.
"Bisakah kau tetap disini?" - Lee Bona
"Maaf, aku harus pergi." - Wu Qiancheng
Akan tetapi, ia salah. Pasalnya, bukan ia yang meninggalkan ku, namun aku yang memilih pergi lebih dulu meninggalkannya. Aku hanya takut, ketika ia meninggalkanku di saat aku sudah terbiasa hidup bersamanya. Setidaknya aku harus pergi, agar ia bisa memulai kehidupannya seperti semula, tanpa aku.
'Maaf, Qiancheng, jangan mencariku. Ku harap kau bisa menemukan kebahagiaanmu sendiri.'
Kiranya itu kalimat terakhir yang bisa aku sampaikan padanya melalui catatan kecil yang aku letakkan pada komputer kerjanya. Aku tidak berbohong, sungguh. Aku hanya ingin ia menemukan kebahagiaan yang selama ini dicarinya, cinta pertamanya.
Lauren kira hanya Maxime yang membuatnya terjebak pada gairah salah, tapi ternyata Lauren keliru.
"Kenapa mem*k kamu bisa seenak ini, Lauren?"
"Bangsat! Enak banget! Pantes Pak Maxime doyan mem*k lo!"
INI CERITA HAREM!
WARNING! CERITA DEWASA!!!
BOCIL DILARANG MENDEKAT!!
KHUSUS UNTUK PEMBACA DI ATAS 18 TAHUN!!!⚠️🔞🔞🔞