Story cover for Sadewa (END) by Re_aksa13
Sadewa (END)
  • WpView
    Reads 12,269
  • WpVote
    Votes 1,518
  • WpPart
    Parts 59
  • WpView
    Reads 12,269
  • WpVote
    Votes 1,518
  • WpPart
    Parts 59
Complete, First published Jan 22, 2023
Sadewa Chandra Mahendra pria yang tak pernah bisa menjalani kehidupan dengan tenang, bertemu dengan seorang gadis yang membuatnya jatuh hati. Namun, karenanya gadis itu justru mengalami teror dari musuhnya. Bagaimanakah Chandra melindungi sang gadis?

"Kalau lo mau tanda tangan gue, lo harus jadi pacar gue. Lo butuh tanda tangan ini kan? Biar engga di hukum?" Ucapan itu sukses membuat Reyna berpikir.

"Adik pintar" ucap pria itu lalu mengusap kepala Chandra. Chandra menolak dengan menggerakan kepalanya. Pria itu tertawa lantas menginjak motor Chandra menyebabkan rasa nyeri kembali hadir dari arah kakinya yang masih terhimpit.

"Chan, lo harus bisa bertahan bentar lagi kita sampai" ujar Haikal menguatkan.
"Lo kuat, gue yakin" Ucap Arseno menimpali.
"Kalau gue kenapa-kenapa, gue titip Reyna ya" ucapnya sebelum menutup mata.




Note : akan di update secepatnya
All Rights Reserved
Sign up to add Sadewa (END) to your library and receive updates
or
#301jaeminjeong
Content Guidelines
You may also like
Renjun- NCT DREAM by Cannalovers
36 parts Ongoing
Renjun yang trauma akan dengan persahabatan, di pertemukan oleh 6 pemuda yang sangat berisik. Di dalam sebuah Asrama yang mereka tempati namun siapa sangka ada satu hal rahasia terbesar didalam asrama tersebut. "Lee Haechan, berani sekali kau merusak laptopku." "Aku tidak sengaja." "Dimana celana dalam ku yang berwarna Pink!" "Mengapa kau memakan es krim ku." "Kau sungguh menyebalkan." "Kembali kan, Pancakeku dan keluarkan dari perutmu sekarang juga." "Kenapa kalian memberantakan Asrmara? SEGERA BERSIHKAN ATAU KALIAN TIDUR DI LUAR SEMUA!" Pusing? Tentu saja namun yang tidak Renjun duga-duga malah mereka yang membuat dunianya lebih berwarna karna kebisingan mereka. Namun tanpa pemuda itu tahu juga semua yang terjadi padanya di asrama lantai 7 tersebut adalah Halusinasi nya dan kenyataan nya juga. Semua bermula pada ia menginjakkan kakinya di asrama lantai 7, hal-hal mistis selalu ia rasakan. *** "Buat apa kau ada di dalam asrama lantai 7 yang jelas tidak berpenghuni Renjun?" "Maksudnya kosong?" "Benar asrama itu kosong!" "Tapi ada enam orang yang menempati kamar itu." "Kau bercanda?" *** "RENJUN!!" "Buat apa kau di dalam asrama lantai 4 dan di dalam kamar nomor 2, kamar ini kosong Renjun. " "Apa maksudmu, Mark?" "Kamar yang kau tempati ini kosong, kamar ini pernah menjadi tempat pembunuhan dan dua orang tiada. Makanya kamar ini di kosong kan." Selamat datang di kehidupan fiksi NCT DREAM. *** sebelum baca jangan lupa vote dan komen ya. See you again.... #nct dream #Lee Mark #Huang Renjun #Lee Jeno #Lee Haechan #Na Jaemin #Zhong Chenle #Park Jisung #Winwin #Kun #NOTBXB# #NOPLAGIAT-PLAGIAT# #GAKSUKASKIP# #KANGENRENJUN#
It's Always Been You✔️  by WinterAurora00
44 parts Complete
Winter, gadis skater serba bisa dari Thunder Clan, merasa seperti terjebak dalam mimpi buruk ketika papanya tiba-tiba meminta, atau lebih tepatnya memaksanya untuk bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah keluarga teman orang tuanya. "Kalau adek nggak mau, papa bakal bakar semua deck yang rapi tertata di kamar adek sampai jadi abu." Ancaman itu langsung menusuk hati Winter. Deck-deck itu bukan sekadar papan luncur. Mereka adalah bagian dari dirinya, saksi setiap kompetisi dan penopang semangatnya. Mana mungkin ia membiarkannya jadi korban amukan sang papa? Dengan terpaksa, ia pun menyanggupi pekerjaan itu meski artinya harus membagi waktu antara kuliah di Universitas Kwangya dan mengurus rumah keluarga majikannya. Merawat empat anak di rumah itu sebenarnya bukan tantangan besar untuk Winter. Ia bisa dengan mudah mengatasi kelakuan si kembar usil, Jisung dan Ningning yang berusia tujuh belas tahun, juga kepolosan Sakuya yang berusia sebelas tahun dan si kecil Ian yang baru enam tahun. Semua terasa terkendali kecuali satu hal: Jaemin, si sulung yang tampaknya menjadikan Winter sebagai target utama untuk mencari-cari kesalahan. "Bener kamu jago masak? Yakin nggak bakal mati kalau makan masakan kamu?" "Otaknya pinter atau nggak sih? Sayang banget masa muda kebuang percuma. Kamu nggak minat nyambung kuliah?" "Baru pagi-pagi aja udah ngilang. Kamu ke mana emang?" Sumpah, kalau saja Jaemin bukan anak majikannya, Winter sudah lama melibas pria itu dengan deck kesayangannya. Menyebalkan bukan main. Namun, di balik semua adu mulut dan tatapan sinis itu, ada sesuatu yang samar. Perasaan yang pelan-pelan menyusup, tapi tak mungkin mereka akui. Di tengah kesibukan menjadi mahasiswa sekaligus satu-satunya gadis di Thunder Clan, mampukah Winter bertahan menghadapi kelakuan Jaemin yang seakan bisa meruntuhkan dunia? Dan apa yang akan terjadi ketika Jisung, Ningning, Sakuya dan Ian mulai menganggap Winter sebagai kakak mereka sendiri?
You may also like
Slide 1 of 10
Air Mata Di Pintu November (TERBIT) ✓ cover
Renjun- NCT DREAM cover
Don't hate me || Jeno Jaemin [END] cover
[Terjemah] SAVE ME, KEEP ME | MarkChan GS ✔️ cover
Dendam✔️ cover
It's Always Been You✔️  cover
Rahasia Dibalik Persahabatan cover
Sergio | Haechan cover
ROYAL AND NOBLE cover
A GA TA || Lee Jeno [COMPLETED] cover

Air Mata Di Pintu November (TERBIT) ✓

15 parts Complete

Novel bisa dibeli di Shopee Jaehana_Store BAGIAN KEDUA SAPTA HARSA VERSI NOVEL || KLANDESTIN UNIVERSE "Kenapa lo jahat sama gue! Kenapa kemarin lo pergi? Kenapa? Kenapa lo ninggalin gue? Kenapa lo tega, Jen?" Haikal tak bisa lagi menahan kesedihan yang telah menumpuk di dalam dirinya. Jendral hanya tertawa kecil. "Lo ngomong apasih, Kal? Gue nggak pergi ke mana-mana, kita kan selalu sama-sama. Gue mana pernah ninggalin lo. Ayo ikut, gabung sama yang lain." Ia menarik tangan Haikal, mengajaknya berlari menuju sisi lain dari air mancur itu. Di sana, semua anggota Klandestin berkumpul. Beberapa duduk di atas ayunan yang berderit pelan, ayunan tersebut dihiasi dengan lampu-lampu kecil yang mengelilinginya. "Bang Haikal! Kenapa telat? Kita nungguin loh!" seru Cakra. "Kal, sini, ada mainan yang cocok buat lo," tambah Reihan. Namun, Haikal menggeleng. Ia justru menggenggam erat tangan Jendral di sampingnya. "Kenapa, Mbul? Main sana," Jendral menatapnya dengan heran. Haikal menggeleng lagi, kali ini dengan lebih kuat. "Gue takut," bisiknya, suaranya hampir tak terdengar. "Takut?" Jendral tertawa, seolah-olah hal itu adalah lelucon. "Seorang Haikal takut?" Haikal mengangguk, menahan diri untuk tidak menangis. "Gue takut kalo genggaman tangan gue lepas, lo bakalan pergi."