"Bapak..." Sebait nyeri terlaung lewat perihnya alunan tangis. Sakra menggenggam tangan sang ayah erat, menitikkan air mata tak henti. Bapak mengukir senyum. "Bapak akan selalu bangga menjadi ayahmu." Isakan Sakra terdengar semakin keras. Dia sesenggukan hingga dadanya terasa seperti terhimpit batu besar. "Nak... Hiduplah dengan baik. Raih semua cita-citamu. Ya? Bapak sangat menyayangimu, Sakra." Bapak mengelus pipi Sakra dengan tangan yang berisi infus. "Kamu ... adalah harta Bapak yang paling berharga." Hingga akhirnya mata itu terpejam. Tangan Bapak terjatuh lunglai tanpa daya. "BAPAK!" Kala itu, tangis datang sebagai saksi tentang sulur-sulur luka yang kian lekap memeluknya dengan perih yang menguliti sekujur jiwa tanpa ampun. UPDATE SETIAP HARI JUMAT. Instagram : @inyasidhyaa Jangan lupa vote dan komen, yaa 🥰
39 parts