Ini bukan sekedar cerita persoalan hati karena cinta. Bukan tentang seorang CEO tampan yang menaruh hati kepada seorang gadis, juga bukan seorang ketua geng yang juga tengah dimabuk asmara. Melainkan sebuah karya sastra yang disusun sedemikian rupa, yang mengisahkan lima orang sekawan remaja laki-laki yang sedang berjuang meraih kebahagiaan mereka masing-masing. Tanpa adanya dukungan dari orang yang mereka anggap mempunyai peran besar di dalam sebuah jalinan keluarga. Namun, nyata nya malah goresan luka yang mereka rasakan berasal dari orang tersebut. Hingga membuat perasaan mereka perlahan namun pasti pudar, karena telah salah memberikan argumen menganggap bahwa orang yang dianggap rumah justru tak sesuai harapan mereka.
Kelima remaja itu mempunyai harapan masing-masing, mereka akan berusaha menggapai impiannya menjadi apa yang mereka inginkan. Entah takdir akan berpihak kepada mereka atau tidak, setidaknya mereka sudah berusaha dan hasilnya mereka pasrahkan semua sama tuhan. Sebab, rencana Tuhan tentu lebih baik dari pada rencana manusia.
Akankah mereka mampu meraih impian itu? Akankah kisah mereka berakhir bahagia? Atau malah sebaliknya?
Kepo sama kelanjutannya? Langsung baca aja yuk!!
NOTE: -ini cerita murni dari pemikiran saya, tidak ada unsur plagiat dari karya orang lain.⚠️ Saya terinspirasi dari sebuah film.
-Dimohon untuk para human jangan plagiat karya orang lain yaa.. bisa dapet dosa loh nanti wkwk.
-jika ada kesalahan penggunaan tanda baca, dan kalimat yang masih kurang tepat, mohon dimaklumi dan dimaafkan, sebab di dunia ini tidak ada yang sempurna selain Allah. Maka dari itu, mohon kerjasamanya yaa.
Terima kasih.
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan