Kisah cinta yang dijalin secara haram berakhir kandas sebelum janji laki-laki itu terpenuhi. Disaat Zura sudah yakin dan mantap dengan pilihannya untuk tetap melanjutkan hubungan ini, sang laki-laki yang menjadi kekasihnya pergi meninggalkan nya dengan semua trauma yang melekat dalam hidupnya.
Perjodohan sepupunya yang sering dikira kembar oleh semua orang, karna wajah mereka yang sangat mirip namun dengan sifat dan kebiasaan yang bertolak belakang. Perjodohan bodoh yang tak pernah Naura bayangkan sebelumnya, sekeras apapun orang tua nya menjodohkan nya, ia akan selalu berusaha menggagalkan nya, bahkan dengan cara apapun
Zahwan yang sudah tidak mau mengurusi lagi tentang masalah jodoh, ia serahkan semuanya kepada yang maha kuasa, karena ia yakin apapun yang Allah tetapkan untuknya itu sudah pasti sangat baik. Manusia hanya bisa merencanakan sedangkan hanya Allah yang bisa menentukan.
Azzura, yang berusaha untuk melawan hawa nafsunya, di era semua orang mempunyai kekasih, jika dia mau mungkin dia sudah berpacaran sejak dulu. Namun, karena hukum islam dan trauma yang menghantui dirinya membuat dia seakan tak percaya dengan semua laki-laki kecuali keluarganya.
🦋🦋🦋
Bagaimanakah kisah Zura yang terus bertahan sendiri dengan trauma nya? apakah dia akan dipertemukan dengan laki-laki yang pernah berjanji kepadanya? dan bagaimana nasib perjodohan sepupu kembaran zura?
Yuuk baca ceritanya, ini cerita 100% fiksi, maaf apabila ada kesaamaan nama tokoh, tempat, dan waktu, karena ini memang 100 % imajinasi saya sendiri.
Jangan lupa untuk tambahkan ke perpustakaan, tinggalkan jejak dengan cara vote, komen, dan share.
minimal vote lah, biar itss semangat nulisnya.
Panggil saya Itss!! jangan kak atau author
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan