Penyesalan akan selalu datang belakangan. Segala sesuatu yang menyakitkan, akan termaafkan. Tapi tak akan terlupakan. Terlebih, sebabnya adalah pengkhianatan. Seperti halnya kaca yang pecah berantakan, bagaimanapun usahanya, tak akan bisa kembali utuh seperti semula. Bisa, jika serpihan itu kembali dilelehkan, lalu ditempa menjadi kaca yang baru. Prosesnya akan lama, juga menyakitkan, tapi, apakah akan tetap sama seperti kaca yang pecah sebelumnya? Walau bentuknya sama, tak ada yang berubah, namun rasanya tetap tak sama.