Ola dan piala. Sebenarnya sudah tidak asing. Tapi untuk kali ini mungkin akan sedikit berbeda. Piala umum Olimpiade Sains Nasional bidang Matematika. Piala pertama yang diraih sekolah. Sebenarnya dari awal Viola terpilih mewakili SMA Nusa Cendekia, warga sekolah sudah dibuat geger duluan. Pasalnya, ia berhasil menyingkirkan seorang Etma. "Semua karena Papa!" Ola mencuci tangannya lalu membasuh wajahnya. Saat akan keluar, suara ketukan sepatu membuat Ola justru masuk ke bilik toilet. Takut saja berpapasan dengan seseorang. "Viola udah balik, tuh! Kira-kira Vani bakal makin lengket ke Arkan atau mundur ya!?" Jantungnya berdegup kencang. Ola sampai sulit bernapas mendengar namanya diseret oleh beberapa orang yang ia yakini adalah kakak kelasnya. "Ga tau deh," suara air mengalir membuat Ola semakin takut untuk keluar, "tapi kalo gue jadi Vani sih, gue bakal mundur ya. Kayanya cewek bodoh kaya dia ga ada apa-apanya di muka Viola!"