Yoo Jimin adalah seorang idol dengan banyak anti-fans. Menjadi pesimis dan skeptis adalah pertahanan dirinya. Lebih parahnya, ia tak suka menceritakan masalah kepada orang lain, karena takut menjadi beban bagi orang-orang di sekitarnya. Hingga suatu saat, Yoo Jimin dihadapkan pada teror-teror dari penguntit gila. Pada awalnya, ia bermaksud untuk memendam frustrasinya seorang sendiri. Namun setelah sebuah pisau belati berlumuran darah sampai di tangannya, pihak manajemen labelnya memaksa Jimin untuk melaporkan kejadian tersebut. Di sinilah keresahan hatinya berawal. Ia harus berada dalam pengawasan Lee Jeno-seorang detektif junior-selama hampir 24 jam. Lalu apa yang membuat Jimin frustrasi? Sikap dingin Lee Jeno. Jimin berani bersumpah, Jeno adalah pria terdingin yang pernah ia temui. "Nama?" tanya Jeno dengan wajah dinginnya. "Kau sudah tahu namaku," tegas Jimin. "Nama?" ulang pria itu. Yoo Jimin memutar matanya jengkel. Baiklah, baiklah, ia yang akan mengalah. "Yoo Jimin." "Umur?" "20 tahun." "Pekerjaan?" "Kau juga sudah tahu." "Pekerjaan?" ulang si pria dengan tegas. "Penyanyi," jawab Yoo Jimin malas. "Baiklah. Bisakah kau ceritakan runtutan kejadiannya?" Cc: Original Illustration by dreamingwith_me
3 parts