Dua atma yang bertemu, menjalin hubungan hampir 3 tahun lamanya. Harsa untuk memecahkan keterbatasan kian menjolak. Bagaimana tidak? Bagaskara akan menyapa lusa nanti untuk menyasikan hari keistimewaan mereka, lalu, sisa harinya berbahagia memiliki buah hati. "Aku menunggumu di rumah sakit." Ucapnya dengan lirih Bak disambar petir siang bolong dengan teriknya mentari, ucapan itu membuat sang empu diam serbu kata. Bahkan, bahasa kalbu tidak mengeluarkan sepatah katapun Alih-alih hujan yang terus saja turun sesampainya di rumah sakit pun sudah disambut hangat oleh keluarganya yang tengah menunggu kabar dari dokter Dunia seakan memperlambat waktu untuk sekarang, pikirnya. Namun, dengan do'a yang terus dipanjatkan oleh semua orang yang berusaha untuk optimis, semua pemeriksaan berjalan dengan baik. Setelah menumpahkan banyaknya air mata, pada akhirnya Ia menunjukkan isyarat 'aku mencintaimu' dan, gerakan itulah yang akan selalu diingat oleh sang pangeran "Bunga itu kuberi nama Anindhita, seperti sebutan darimu untukku sebelum kamu pergi sangat jauh" Jangan pernah biarkan akara ini sendirian, aku akan terus ingin bersamamu. Tunggu aku, Tyas -Bhramono Agung SeravaAll Rights Reserved
1 part