"Pak, apakah tidak terlalu kecil jika kita titipkan Sita di pesantren sekarang?" Mata besar itu menatap tajam pada sang istri, kesabarannya mengurus sang anak selama 8 tahun lamanya kini sudah habis. Anak yang tidak diharapkan itu telah membuatnya marah besar. "Kau!" bentaknya pada sang istri dengan geram. "Sudah dari dulu aku tidak suka anak ini, sudah habis batas sabarku padanya!" Harusnya anak kedua mereka lahir laki-laki seperti harapan mereka. Bukan perempuan yang hanya membuat rasa sesal tak berkesudahan. "Ya, sudah, aku ikut apa katamu saja, Mas." Halo-halo semuanya ... Ini cerita baru ya, masih anget😀 Ini cerita aku ikutkan dalam event menulis 25 hari di salah satu penerbit, ya. Jadi, dalam 25 hari in sya Allah ini akan rampung. Yuk, bantu baca dan komen ....