BEFORE I DIE
  • Reads 971
  • Votes 60
  • Parts 37
  • Reads 971
  • Votes 60
  • Parts 37
Complete, First published Feb 05, 2023
Ketika kamu merasakan sakit, terkadang yang kamu fikirkan adalah bagaimana caranya menghindar ataupun pergi, bahkan terkadang rasanya kamu hampir ingin mati, tapi sesungguhnya yang kamu butuhkan adalah sebuah ketenangan, maka pergilah ke suatu tempat dimana hanya ada kamu seorang.Lalu kamu akan menemukan sendiri jawaban nya. Cobalah tarik nafas dalam-dalam, buatlah dirimu tenang, tak perlu bantuan orang lain, tak perlu menaruh harap pada siapapun untuk memelukmu kala kamu merasa rapuh, karna kamu sendiri tau bahwa kamu kuat, kamu tau semua ini akan berlalu, ini hanyalah perasaan sementara, dan kamu kuat menjalani nya.Kamu tak boleh menyerah, buatlah dirimu puas, buatlah orang orang yang kamu sayang bangga padamu, kamu pasti bisa. Dan lagi, jangan pernah menjadi pembenci karna sesungguhnya musuhmu adalah dirimu sendiri.  Cobalah untuk berteman dengannya, maka kamu akan bisa menghadapi segalanya. 

✎ Anindira Naura Ayu, 22 mei 2021.

                                             ✩  ✩  ✩  ✩  ✩ 

Rank 04 #bunuhdiri (01 Maret 2023)
Rank 01 #bunuhdiri (03 Maret 2023)
Rank 02 #bunuhdiri (08 Maret 2023)
Rank 05 #bunuhdiri (16 Maret 2023)
Rank 04 #depresi (12 Mei 2023)
Rank 03 #bunuhdiri (13 Mei 2023)
All Rights Reserved
Sign up to add BEFORE I DIE to your library and receive updates
or
#721kisah
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Sayang Tak Terbasuh Hujan cover
𝙀𝙜𝙤 ; 𝘕𝘰𝘯 𝘱𝘰𝘴𝘴𝘶𝘮 𝘥𝘪𝘤𝘦𝘳𝘦  cover
It's Only 5 Minutes Appart (End) cover
Imperfect Couple cover
Brother & Me [END] cover
Personal Assistant! ✔️ cover
Lanang Strong (Stres Tak Tertolong) cover
Cinta Yang Melebur Di Desa [TAMAT] cover
Kampus BakPia cover
are we real? cover

Sayang Tak Terbasuh Hujan

39 parts Complete

"Bapak..." Sebait nyeri terlaung lewat perihnya alunan tangis. Sakra menggenggam tangan sang ayah erat, menitikkan air mata tak henti. Bapak mengukir senyum. "Bapak akan selalu bangga menjadi ayahmu." Isakan Sakra terdengar semakin keras. Dia sesenggukan hingga dadanya terasa seperti terhimpit batu besar. "Nak... Hiduplah dengan baik. Raih semua cita-citamu. Ya? Bapak sangat menyayangimu, Sakra." Bapak mengelus pipi Sakra dengan tangan yang berisi infus. "Kamu ... adalah harta Bapak yang paling berharga." Hingga akhirnya mata itu terpejam. Tangan Bapak terjatuh lunglai tanpa daya. "BAPAK!" Kala itu, tangis datang sebagai saksi tentang sulur-sulur luka yang kian lekap memeluknya dengan perih yang menguliti sekujur jiwa tanpa ampun. UPDATE SETIAP HARI JUMAT. Instagram : @inyasidhyaa Jangan lupa vote dan komen, yaa 🥰