pov : 10 tahun yang lalu Dikara Hujan, Sungguh nama yang unik. "Dikara" memiliki arti indah, mulia. Dan Hujan. Tetesan air yang turun dari atas langit. Bisa disimpulkan artinya ialah Hujan yang indah. Dia seorang gadis kecil yang tengah duduk di bangku sebuah taman kecil yang saat ini guyuran hujan tiba tiba membasahi tanah kering disana. Serta terdengar suara petir yang saling bersautan. Ia sangat senang melihat rintik rintik hujan, bahkan tak kadang ia mengajaknya berbicara. Sungguh gadis yang aneh. Gadis itu tertoleh kearah sosok anak kecil laki-laki, yang mungkin seumuran dengan hujan, ia tengah merangkul kakinya ketakutan. Ia menangis sesegukan seraya berteriak memanggili Ibunya. "Ibu, Langit takut hujan dan petir. Ku mohon kesini." Ucapnya seraya mengusap air mata yang sedang membasahi pipi nya. Gadis kecil ini. 'Hujan' namanya. Ia menghampiri anak kecil laki-laki yang tengah menangis itu. Hujan sangat heran, mengapa dia takut dengan rintikan hujan. padahal rintikan hujan ini sangat menyenangkan baginya. bahkan ia menganggap hujan adalah temannya. "Hei, kenapa kamu menangis. Ayo bermain hujan bersama!" Ucap hujan bersemangat. Ia hanya ingin menghiburnya. Hujan memposisikan dirinya agar duduk bersebelahan dengan Langit. 'Teman barunya' "Namaku Hujan, Kamu siapa?." Lanjutnya, sembari mengulurkan tangannya. "Aku Langit. Tapi kata Ibu aku tidak boleh bermain hujan, nanti sakit. " Hujan hanya tersenyum simpul menanggapi ucapan temannya, 'Langit' di sampingnya kini. Hujan mmenemani Langit di tengah derasnya hujan, ia setia menunggu Langit hingga ia dijemput oleh ibunya. nb : Cerita ini menggunakan bahasa baku. Jika tak nyaman cukup baca sampai sini saja. Jangan menimbulkan kontra.