"Pada waktunya semua sakit ini akan berakhir, entah pada kesembuhan atau kematian." ~Hannan Habibi~ "Hadirmu merubah hidupku, kepergianmu menghancurkan duniaku." ~Nayla Shofia~ "Shofia, jawab saya!" Hannan meletakkan lembaran kertas itu keatas meja, lalu menatap Nayla dengan tajam. "Karna ustadz ganteng! Makanya saya jadi khilaf. Reflek lah saya ngucap itu." Ucap Nayla spontan. "Jadi itu salah ustadz sendiri!" Sambungnya. "Kok kamu malah nyalahin saya?" Ucapnya bingung sekaligus kesal. "Yaa salah ustadz lah kenapa terlalu ganteng?" Sahut Nayla. "Kamu lebih salah!" Timpal Hannan. "Salah saya dimana?" Tanya Nayla yang mulai kesal. "Kamu cuma gak bisa jaga mata gara-gara saya. Sedangkan saya gak bisa jaga hati gara-gara kamu!" Tegasnya. "Karna itu kamu harus tanggung jawab, kamu saya hukum!" Ucap Hannan. "Jadi ustadz mau minta pertanggung jawaban atau mau hukum saya sih sebenarnya?" Nayla menggaruk garuk kepalanya yang tak gatal. "Dua duanya," jawabnya. "Jadi saya harus apa?" Tanya Nayla lagi. "Nikah sama saya!" "Hah?"
4 parts