Melihat hubungan kedua kedua orang tuanya yang kandas-tak lagi bersama, membuatnya trauma perihal jatuh cinta. Menurutnya, kita tidak perlu saling jatuh cinta, kalau suatu saat nanti saling meninggalkan. Dalam kamusnya 'jatuh cinta itu tidak penting'. Akan tetapi, semua itu berubah tatkala Riana-gadis gemuk mengungkapkan perasaannya ke Khava. Tentu saja, hal itu membuat Khava bingung sendiri, pasalnya baru kali ini ada seorang perempuan berani mengungkapkan perasaan kepada dirinya. Tanpa Khava sadari, perlahan laki-laki itu mulai jatuh cinta ke Riana. Namun, disaat dia mengungkapkan perasaaan ke Riana-gadis itu menolak. "Gua jatuh cinta sama lo Riana," lirih Khava. "Gua udah enggak suka sama lo, Khava." "Lo enggak mau jatuh cinta ke gua lagi untuk kedua kalinya?" Pertanyaan Khava yang serius dibalas gelengan oleh Riana. Lagi, dirinya terluka. Terluka oleh sayatan pisau yang berhasil merobek hatinya. laki-laki itu bodoh! Tidak seharusnya, dia melakukan hal itu. Meski begitu, Khava akan memperjuangkan cintanya untuk Riana, ya Riana Augustine. "Gua akan memperjuangkan cinta buat lo, Riana. Lo obat gua, lo penyemangat gua. Gua enggak tahu kalau enggak ada lo ... mungkin dari dulu gua udah bunuh diri." "Gua mohon, jangan tinggalin gua. Tetap di sini." Akankah Khava berhasil memiliki Riana? Benarkah yang diucapkan oleh Khava bahwa dia benar-benar mencintai Riana atau obsesi terhadap dirinya? **** Cover by: pinterest Temukan jawabannya di dalam cerita ini! Apabila suka dengan ceritanya, mohon untuk memberikan vote sebagai apresiasi.All Rights Reserved
1 part