Gistara Arawinda mengambil keputusan tidak adanya anak dalam pernikahannya. Bukan karena ia tidak menyukai anak-anak. Profesinya sebagai seorang dokter spesialis anak, sudah cukup menggambarkan betapa ia mencintai makhluk polos itu.
Tumbuh dan memelihara luka batin akan pigur seorang ibu, menjadi alasan besar Gistara. Ia takut menjadi seperti ibunya. Ia tak ingin menciptakan luka Gistara yang lain di dalam tubuh kecil anaknya.
Tuhan maha membalikkan hati manusia, sembilan tahun pernikahan mereka, Gistara berubah pikiran. Dalam hidupnya, setidaknya ia harus punya satu malaikat kecil nan menggemaskan itu.
Namun, di tengah proses mendapatkan itu semua, bak disambar petir di tengah hari bolong. Di rumah sakit yang sama, ia mendapati sang mertua merawat wanita muda pasca keguguran anak dari Sultan Arrasyah---suaminya.
Semesta seakan sedang mengoloknya, pandangan remeh sang mertua tentang ketidakmampuan memberinya garis keturunan pun, membuat Gistara memendam tekad.
Di usianya yang ke 37 tahun, akankah ia mampu bersaing dengan wanita yang jauh lebih muda darinya, demi menghadirkan yang diinginkan sang mertua? Terlebih saat hati sang suami perlahan semakin timpang terhadap ia dan madunya? Atau ... ia lebih memilih untuk menyerah dan pergi?
[Brothership]
[Not bl]
Awalnya Rasya hanya murid biasa di sekolahnya. Memiliki banyak teman dan suka bermain bersama. Hidup seperti anak pada umumnya.
Akan tetapi, setelah ia pindah rumah dan mencoba akrab dengan tetangga barunya. Hidup Rasya berubah.
Ikuti kisah Rasya dan empat keluarga posesif yang merupakan tetangga barunya. Kehidupan Rasya yang sebenarnya akan dimulai!
........
Cerita ini bersifat fiktif belaka. Apabila ada kesamaan alur atau nama tokoh, itu hanya sebuah kebetulan semata. Karena cerita ini murni dari saya sendiri.
cover : pinterest