Sebuah pertemuan setengah tidak sengaja, mempertemukan kembali mereka bertiga.
"Fara, kamu Fara, kan? Ah, hai, lama tidak ketemu, ya!" Ada suara canggung, tapi jelas terdengar bersemangat masuk di telinga Fara. Suara yang asing, jarang dia dengar, meski wajah pemiliknya lebih dari familiar.
"Hai, Birru, ah, Gus Birru, memang benar sudah begitu lama. Hehehe... Bagaimana kabar sampean?" Fara menyapa balik, menyembunyikan derak jantung tidak beraturan yang menjengkit di dalam dada.
"Fara, oi, belum nunggu lama kan?" Sebelum lawan bicaranya menjawab, dengan ringannya sebuah suara datang dari arah belakang Gus Birru, mereka berdua menoleh.
Wajah Biru tampak masam, sementara Fara sedikit kebingungan. Dia datang ke kampus ini untuk menyembuhkan diri, bukan menghadapi masalah baru yang tidak perlu.
"Lho, Gus? Sampean kuliah disini juga to?"
"Gih, kang Rendra."
Sialnya, benang merah yang sengaja diputus dengan susah payah itu harus kembali tersambung karena permainan takdir...
Inggit Basagita (28th) tak pernah menyangka jika pekerjaannya sebagai Private Chef membawanya bertemu dengan generasi ketiga dari Pangupajiwa Group--Mateo Hank Wignyo (31).
Sebenarnya tugas Inggit cukup mudah, hanya menyiapkan sarapan untuk Mateo. Namun yang jadi masalah, laki-laki berdarah Indonesia-Belanda itu suka sekali berseliweran dalam keadaan shirtless bahkan nyaris telanjang! Ditambah lagi cewek-cewek bertubuh seksi yang setiap pagi pakaiannya berserakan dilantai.
Meski kewarasan mentalnya menjadi korban, demi gaji yang besar Inggit harus bertahan.
--
Cover by @covercakue