Di tengah perjuangannya melawan kanker otak, Irvan berusaha menjalani hari-hari penuh kesakitan dengan senyuman, terutama demi adik sepupunya yang ia sayangi, Ayla. Ia menyimpan catatan harian yang dipenuhi keluh kesah, harapan, dan kekuatan, meskipun tahu usianya mungkin takkan lama lagi. Namun, ketika saat yang paling ditakuti tiba, Ayla harus menghadapi kenyataan pahit kehilangan sosok yang selama ini menjadi tempat ia bergantung. Di antara catatan terakhir Irvan, Ayla menemukan harapan, kenangan, dan kepedihan yang membuatnya hancur, tetapi sekaligus mengajarkan arti ikhlas. Mampukah Ayla menerima kepergian abangnya? Atau justru hatinya akan selalu terperangkap di masa lalu? Cerpen ini mengisahkan perjuangan, ketulusan, dan cinta seorang kakak serta perjalanan seorang adik dalam memahami kehilangan yang tak tergantikan.