Sebelum meninggal, Papa ternyata menuliskan surat untuk kami anak-anaknya. Surat itu baru ditemukan setelah dua hari kematiannya. Di dalam surat tersebut, Papa menuliskan semua perasaan, penyesalan dan harapannya tentang kami dengan huruf yang besar-besar di balik lembaran kalender bekas. Di saat umurku 5 tahun, Papa pergi meninggalkan kami untuk menikah dengan perempuan lain dan tak lama kemudian memutuskan untuk menceraikan Mama. Sejak saat itu, selama 25 tahun aku menyimpan amarah dalam dada. Tapi, semua amarah itu lenyap. Bukan hanya karena ia meninggal, tetapi juga karena Surat dari Papa.