Story cover for Senjana untuk Mahesa by cahyajy
Senjana untuk Mahesa
  • WpView
    Reads 5,490
  • WpVote
    Votes 472
  • WpPart
    Parts 40
  • WpView
    Reads 5,490
  • WpVote
    Votes 472
  • WpPart
    Parts 40
Ongoing, First published Feb 18, 2023
"Mas, takdir jahat ya?"

"Takdir mama gue lebih jahat, Jan."

"Maafin ibu gue mas." Nyatanya, orang yang selalu diceritakan oleh Mahesa adalah ibu nya sendiri. 

Nyatanya yang merusak keluarga kekasihnya adalah ibunya sendiri.

"Lucu ya Senjana, harusnya kita bisa lebih dari sekedar pacar. Tapi realitanya kita malah jadi kakak beradik." 

"Belum mas, belum." 

"Gue yakin, anak yang dikandungan ibu gue itu, anak ayah." 

"Bukan anak papa lo." Mahesa tersenyum smirk mendengarnya.

***

Senjana untuk Mahesa

Iya kan Tuhan?

Bukankah itu takdirnya?

[Heeseung Universe]
All Rights Reserved
Sign up to add Senjana untuk Mahesa to your library and receive updates
or
#116heeseungenhypen
Content Guidelines
You may also like
Devil in Your (ANGGARANTA) by dianashevy05
76 parts Complete
[PROSES REVISI] Series pertama Anggaranta Bagaimana rasanya, difitnah oleh keluarganya sendiri, sakit!! ia hanya bisa menangis bodoh dan tersenyum miris akan semua. Diusir karena ego lebih kuat. Dibuang layaknya sampah. Hanya karena, seorang yang licik penggila harta. "Abang, gak benci sama Gea kan? Mereka aja benci sama Gea." tanya Gea sendu. 'Gimana bisa gua benci lo, sedangkan mereka yang penjilat harta malah gua sayang?' "Gak! Geo gak benci. Geo udah tahu semuanya. Mereka cuma manusia busuk penjilat harta yang kebetulan terlahir di keluarga berada." jelas Geo menahan tangisnya. 'Gua udah tau semuanya ya. Makanya, gua gak mau lagi tinggal di kandang iblis itu.' "Gua udah tau semuanya. Mereka cuma mikirin tentang harta. Bahkan, papa yang notabe-nya sayang sama kita aja, itu digaji sama oma setiap harinya. Geo udah sadar sekarang, mereka cuma kecoak yang hanya bisa mengotori dunia." sambung Geo lagi. 'Geo cuma sayang Gea. Semua adalah lalu kecuali Gea.' "Abang sampai-sampai gak habis mereka. Otaknya berisi tentang harta doang. Ada ya, manusia kejam kaya mereka?" tanya Geo seraya tersenyum miris. 'Abang, udah ngerti soal itu yah?' "Abang, dengerin Gea. Itu emang udah jadi takdir mereka." tutur Gea lembut. "Tetep aja Ya. Mereka terlalu kejam memisahkan kita." balas Geo lagi. "Bukan dunia yang kejam, tapi manusia yang menginjakkan kakinya di sana." ••• Ryan terkekeh sinis, "Papi? Sejak kapan anda menjadi papi saya?? Hm?" tanyanya dengan cekikikan. 'Apa-apaan sikap ini!?!' Hendrik menatap murka anaknya itu, "Kau harus terima, atau marga Wijaya saya cabut dari namamu." ancamnya lagi. Ryan menatap sengit pria paruh baya itu, lalu tersenyum miring. "Apa anda berani??" tanyanya menantang. "Tentu saja saya berani! Saya adalah pemilik dan penguasa marga Wijaya. Jadi, untuk apa saya takut hanya untuk mencabut nama Wijaya dari bocah ingusan sepertimu!" gertaknya mengancam, suasana berubah semakin mencekam. [END]
Melangkah Tanpa Arah  by haechanah05
7 parts Ongoing
Tidak semua orang punya orang tua yang bisa diandalkan. Ada kalanya kita yang diandalkan oleh mereka, di setir layaknya robot tanpa punya rasa. mereka tak mau mendengar sedikit pun keluhan, semuanya harus tertata sempurna, selayaknya Tuhan yang tanpa kekurangan. kisah empat remaja, yang berusaha bertahan ditengah luka yang mereka punya, tentang masalah keluarga yang berbeda, namun dengan torehan luka yang sama. "capek bangett fuck, pengen pulang aja rasanya, tapi kemana gue harus pulang? " hanan "ke gue, pulang ke gue, anggap gue rumah lo, rumah kalian" nata "nat, peluk gue, gue butuh di puk-puk, sambil di pat-pat, perihal gue yang lima bulan lebih dulu minum susu, gue tetep butuh pelukkan lo. Hari ini ibu datang lagi, dia minta duit hasil gue meres keringet" raga "sini gue peluk, sambil puk-puk dan pat-pat. gapapa ya? nanti allah ganti duit lo yang lebih banyak dari yang lo kasih, buat makan nanti, lo ga usah pusing, nanti gue masakin lo tiap hari, kalo ada kebutuhan lo bisa pake uang gue dulu" nata "nat, gue pengen mati aja, hidup juga percuma, bokap selalu mukul gue, gue capek nat" jagat "sutt ga boleh ngomong gitu, sini lukanya gue obatin, kalo capek istirahat ya, jangan Coba-coba buat mati, mati bukan suatu hal yang bisa dicobain, capeknya dibagi sama gue, biar lebih ringan" nata "gue ga seberguna itu ya? gue ga seberharga itu ya? apa salah gue bodoh? gue juga ga mau terlahir jadi orang bodoh" nata "nat yang perlu lo tau, lo itu berharga buat kita, lo permata yang wajib kita jaga keindahannya" jagat "lo ibarat penerang di kegelapan, lo sangat amat berharga, tangan mungil lo ini, yang udah narik kita dari lingkaran setan" hanan "lo ga salah, dan lo ga bodoh, lo terlalu pintar, dan terlalu berharga buat kita" raga #00line #renjun #jeno #haechan #jaemin
You may also like
Slide 1 of 20
My Bad Sister || Hold Me Tight + Lee Jeno ✔️ cover
Sayap-sayap kertas (REVISI) cover
MAHEZENA [END] cover
PROBLEM || KIM SUNOO (REVISI)  cover
FEARLESS || JAYISA cover
Aku Ingin Bercerita  cover
heejay(🔞heejay enhypen🔞)  cover
[✔] Seano Erlangga cover
Devil in Your (ANGGARANTA) cover
Back to the time  || Jeno Jaemin [END] cover
Galaksi✓ cover
Mr. Boss and Mr. Secretary | Heesun/Heenoo [END] cover
Our Emergency Calls  cover
laut yang membawanya pergi (END) ✓ cover
[ √  ] AMERTA ¦ Ft Huang Renjun cover
BABY CHELLO (markhyuck 🎀) END cover
AUDIRE [✔] cover
Melangkah Tanpa Arah  cover
Rumah Tanpa Pintu [ON GOING] cover
[✓] PRECIOUS HYUNG cover

My Bad Sister || Hold Me Tight + Lee Jeno ✔️

45 parts Complete

[SELESAI] "lagi-lagi Jeno ingkar, ia meninggalkanku tanpa kata selamat tinggal."-Shannon ** "Lihat, siapa yang jalang? Lo atau nyokap gue?" Tanya Jeno dengan tatapan mengejek, hal itu mmebuat Shan tersenyum kecil. "Gak ada yang lebih nikmat dari penghianatan bukan? Mari membuat lo dan gue berkhianat pada orang tua masing-masing." ** Mati rasa, itulah yang Jeno simpulkan untuk kondisi saudara tirinya saat ini, Shan terlihat baik-baik saja dari luar, namun Jeno tahu bahwa Shan begitu kesakitan di dalam. Masa lalu yang begitu kelam membuat Shan kesulitan untuk menyadari bahwa masih ada orang yang peduli padanya, namun dirinya selalu menyangkal semua itu, ia beranggapan bahwa tak ada lagi yang perlu ia percayai di dunia ini. Pukulan demi pukulan, perkataan menyakitkan, dan tingkah licik dari Papanya membuat Shan menyimpan dendam yang besar, dendam yang tak boleh dilakukan oleh seorang anak pada orang tuanya sendiri, namun itulah Shan, ia benar-benar mati rasa hingga menganggap ia hidup sendirian di dunia ini.