Semesta, jika surat-surat ini suatu saat nanti akan dibaca oleh dia, katakan bahwa aku mencintainya bahkan ketika suara burung-burung gereja sudah tak lagi sama, atau senja di penghujung hari tak lagi berwarna jingga. semesta mata sendunya, senyum beserta lesung pipinya, serta tubuh mungilnya selalu membuatku merindukannya hampir disetiap hari, dering telefon yang selalu menyapaku saat malam datang, dan bahunya untuk membuatku cukup bersandar selalu mampu menenangkan di saat-saat semua terasa menyakitkan. jadi sekali lagi, aku mencintaimu tak terbatas waktu.