Kesalahan terbesar Kallenya Sashmita Wangsa (Alena) di masa lalu adalah, membuang anaknya sendiri. Tahun-tahun berlalu, Alena pikir bisa melupakannya dan tetap hidup bahagia. Tapi, dosa itu terus mengejarnya. Bayang-bayang anaknya yang entah di mana sekarang, Alena memikirkannya setiap saat.
Joeshianno Wijanarko (Joshia) pernah benar-benar mencintai tapi dihancurkan setengah mati. Alena, namanya. Joshia bersumpah membencinya seumur hidup. Dan bocah itu, selalu mengingatkannya pada Alena. Walau dunia jungkir balik sekalipun, Joshia tidak mau mengakui anak itu. Meski semesta bilang, bocah itu anak kandungnya.
Joesanno Wijanarko (Jossan) tidak mengerti mengapa Joshia sangat membencinya. Semesta bilang, Joshia papanya. Tapi kenapa papanya membencinya? Dan mamanya membuangnya?
"Kenapa... Kenapa Papa benci sama aku?"
"Saya bukan bokap kamu! Harus berapa kali kamu dikasih tahu biar ngerti?!"
"Bilang kalau kamu mau aku pergi. Bilang kalau kamu nggak suka aku hadir di hidup kamu. Say it if you mean it." - Benara Wijaya
Kamuflase cinta. Penorehan luka. Hancurnya kepercayaan untuk bertahan. Kepalsuan dalam sebuah keluarga membuat Aluna Sarasita tidak akrab akan cinta. Sampai seorang lelaki tampan nan mapan yang merupakan pemilik hotel Saint Wijaya tempat mereka dipertemukan, menetap di dunianya bak lentera dalam gulita. Terdengar seperti omong kosong! Bahkan lelaki biasa pun enggan menerima Saras apa adanya. Namun, Benara Wijaya benar-benar berbeda.
Saras tahu, menerima Ben adalah sebuah kekeliruan. Sekalipun lelaki itu berupaya meyakinkannya, kehidupan Ben yang sempurna tetap menjadi alasan bagi Saras beranggapan Ben tidak akan pernah memahami kondisinya. Mereka berbeda. Bak bumi dan langit. Bak hitam dan putih. Saras pun semakin yakin untuk menghapus Ben dari hidupnya. Tanpa peduli harapan yang telah dibangun oleh lelaki itu. Tanpa peduli ada hati yang hancur berkeping-keping karenanya.
Lantas, berhasilkah Benara Wijaya membawa Saras pada akhir kisahnya? Mampukah ia menyadarkan Saras bahwa perempuan itu adalah luka sekaligus bahagia terindahnya?