Tidak pernah terlintas dalam pikiranku bahwa senyuman kecil di bibir merahnya adalah alasanku bahagia....
Tidak pernah terlintas dalam pikiranku tawa lepasnya yang akan selalu aku rindukan....
Dan, tidak pernah terlintas dalam pikiranku bahwa suaranya menjadi candu bagiku
Bahkan aku bisa bahagia ketika dia tidak tersenyum, tidak bicara, tidak tertawa dan hanya duduk diam didepanku, menganggapku tidak ada
Johan
Dia bagaikan bunga dalam kaca yang dapat dilihat namun sulit untuk dipetik,
bagaikan bintang yang setiap malam t,ampak namun sulit untuk diraih,
bagaikan hembusan angin yang dapat dirasakan namun sulit untuk disentuh.
Tidak! bukannya sulit, tapi aku tidak mau. Aku tidak mau memecahkan kaca untuk memetik bunga itu, tidak mau terbang ke langit untuk meraih bintang dan tidak mau merentangkan tangan agar dapat merasakan angin,
Biarkan dia ada ditempatnya disana dan aku disini, duduk diam dan menatapnya dari jauh,
Karena kita memang seharusnya begini terpisahkan oleh jarak....
Luna
======================================
Ini bukan kisah cinta sang pangeran dan tuan putri, bukan si tampan dan si buruk rupa, bukan si kaya dan si miskin.
Ini kisah Luna, Johan dan masa lalu mereka
Mulanya, maksud Miura Nara menerima pernyataan cinta berondong tengil yang terus mengganggunya, adalah untuk membuatnya kapok. Dia sudah menyiapkan 1001 tingkah menyebalkan yang akan ditunjukkan selama masa uji coba berpacaran. Dengan begitu, berondong menyebalkan berstatus pacar magang itu memilih pergi meninggalkannya.
Sialnya, ini tidak semudah yang Miura kira. Terlebih saat dia harus tinggal satu atap bersama pacar berondongnya dengan hormon belum stabil alias sangean.
Miura Nara dalam masalah baru yang lebih besar dari sekadar Askara Tarachandra Manggala.