Saat Jalan Bertabrakan Lagi
  • LECTURAS 236
  • Votos 110
  • Partes 49
  • LECTURAS 236
  • Votos 110
  • Partes 49
Concluida, Has publicado feb 19, 2023
Judul awal "AYAVAR||Berjumpa kembali" 

Terimakasih yang sudah meluangkan waktunya untuk membuka kembali cerita ak inii.

"Bertemu denganmu kembali adalah ketidaksengaja yang paling menyenangkan." 

-Aflan bhugiri bhayangkara 

"Untuk apa aku berusaha mati-matian melupakanmu, jika pada akhirnya kita dipertemukan kembali oleh takdir?" 

-Nayyara Ayfasely Calixto 

"Tak ada yang lebih menarik hati kecuali senyumannya, tawanya yang selalu membuatku ingin egois"

-LE
  
                                                      ...
 
"Itu hanya masalalu, sekarang kita hanya orang asing yang nggak saling kenal. Tolong, biarin aku hidup tenang. Jangan kayak gini lagi!"

"Orang baru mana yang berani gantiin tahta tertinggi gue dihati lo?" 

"Izinkan aku mencintaimu sekali lagi,"

"Gue yang lebih dulu hadir di hidup nayra!" 

Apakah ketidaksengajaan itu adalah takdir untuk mereka bersatu? Apa saja liku-liku yang harus mereka lewati untuk bersatu? Akankah nayra diperuntukkan untuk memilih salah satu diantara mereka berdua? Yuk kepoin cerita mereka! Tambahkan ke perpus🫶🏻
Todos los derechos reservados
Tabla de contenidos
Regístrate para añadir Saat Jalan Bertabrakan Lagi a tu biblioteca y recibir actualizaciones
or
#81moodboster
Pautas de Contenido
Quizás también te guste
Thalassa [on going & revisi] de RHHSYA
10 Partes Continúa
"lukisan wajahnya terpatri dalam ingatanku, tiada goresan yang mampu menghapus keindahan yang pernah dibawa."~aca Bising ombak yang menghantam tepi pantai terasa seperti musik yang akrab bagi seseorang, membawa kembali sejuta kenangan yang pernah ia simpan rapat-rapat. Dengan langkah pelan, ia menelusuri jejak-jejak di pasir yang perlahan hilang ditelan lautan, sama seperti waktu yang telah lama berlalu. Laut ini, yang dulu memisahkan mereka, kini menjadi saksi bisu dari perjalanannya kembali ke tempat di mana segalanya bermula. Thalassa, Nama itu mengisi pikirannya sepanjang perjalanan panjangnya kembali ke kota kecil ini. Seorang gadis dengan senyum yang selalu berhasil menghangatkan hatinya, teman masa kecil yang dulu tak pernah ia bayangkan akan terpisah begitu lama. Sudah sebelas tahun berlalu, dan selama itu pula seseorang menyimpan satu pertanyaan besar dalam hatinya: apakah Thalassa masih mengingatnya? seseorang itu berhenti di tepi pantai, memandang cakrawala yang terbentang luas di depannya. Dalam diam, ia berbicara pada dirinya sendiri, seperti mencoba meyakinkan hati yang gelisah. "Thalassa," bisiknya pelan, seolah angin laut bisa membawa namanya menyeberangi jarak dan waktu. "Apakah kamu masih ingat aku?" Angin pantai menjawabnya dengan desiran lembut, tapi tak ada jawaban yang bisa meredakan keraguannya. seseorang itu menghela napas panjang, lalu duduk di atas pasir, membiarkan air laut yang dingin menyentuh kakinya. Ia memejamkan mata, membayangkan wajah Thalassa yang dulu selalu bersinar ceria. "Apakah kamu sudah menemukan seseorang yang baru?" pertanyaan itu meluncur dari bibirnya, tapi lebih terasa seperti beban di hatinya.
Quizás también te guste
Slide 1 of 10
Thalassa [on going & revisi] cover
SEMESTA & LUKANYA cover
Cerita Lluvia [✓] cover
Hallo Baby - Alec Fam season 3 cover
From Me To You  [END✔️] cover
Bocah Genit (Transmigrasi) cover
Traumatic Disorder. | Doyoung-Sejeong cover
JANJI KITA cover
The Hibbas cover
ECCEDENTESIAST 2: After Losing Him cover

Thalassa [on going & revisi]

10 Partes Continúa

"lukisan wajahnya terpatri dalam ingatanku, tiada goresan yang mampu menghapus keindahan yang pernah dibawa."~aca Bising ombak yang menghantam tepi pantai terasa seperti musik yang akrab bagi seseorang, membawa kembali sejuta kenangan yang pernah ia simpan rapat-rapat. Dengan langkah pelan, ia menelusuri jejak-jejak di pasir yang perlahan hilang ditelan lautan, sama seperti waktu yang telah lama berlalu. Laut ini, yang dulu memisahkan mereka, kini menjadi saksi bisu dari perjalanannya kembali ke tempat di mana segalanya bermula. Thalassa, Nama itu mengisi pikirannya sepanjang perjalanan panjangnya kembali ke kota kecil ini. Seorang gadis dengan senyum yang selalu berhasil menghangatkan hatinya, teman masa kecil yang dulu tak pernah ia bayangkan akan terpisah begitu lama. Sudah sebelas tahun berlalu, dan selama itu pula seseorang menyimpan satu pertanyaan besar dalam hatinya: apakah Thalassa masih mengingatnya? seseorang itu berhenti di tepi pantai, memandang cakrawala yang terbentang luas di depannya. Dalam diam, ia berbicara pada dirinya sendiri, seperti mencoba meyakinkan hati yang gelisah. "Thalassa," bisiknya pelan, seolah angin laut bisa membawa namanya menyeberangi jarak dan waktu. "Apakah kamu masih ingat aku?" Angin pantai menjawabnya dengan desiran lembut, tapi tak ada jawaban yang bisa meredakan keraguannya. seseorang itu menghela napas panjang, lalu duduk di atas pasir, membiarkan air laut yang dingin menyentuh kakinya. Ia memejamkan mata, membayangkan wajah Thalassa yang dulu selalu bersinar ceria. "Apakah kamu sudah menemukan seseorang yang baru?" pertanyaan itu meluncur dari bibirnya, tapi lebih terasa seperti beban di hatinya.