Novel terjemahan
"Saya suka musik, tapi saya malah menjadi aktor, dan saya bahkan tidak populer."
Aktor muda delapan belas tingkat Lu Wen memiliki EQ rendah. Dia memiliki bakat untuk berakting tetapi tidak memiliki pandangan jauh ke depan. Pada hari pertama bergabung dengan kru film, dia menyinggung Qu Yanting, seorang penulis skenario besar di lingkaran tersebut.
Lu Wen: Itu tidak disengaja.
Belakangan, dia berpikir bahwa Qu Yanting akan menggunakan posisinya sebagai nama besar di lingkaran itu untuk membalas dendam, menggunakan aturan yang tegas pada daging segar kecil ini lalu menggunakan uang untuk merusak reputasinya.
Lu Wen: Industri hiburan benar-benar kotor.
Berulang kali melompat antara dibalik dan dibalik, berkelahi dengan aktor lalu lintas, membuat pernyataan berani, menampar wajah grup program, meninggalkan naskah di reality show, Lu Wen: Saya sangat menyukai Guru Qu.
Dari aktor tingkat 18 menjadi aktor populer, dari dihitamkan oleh seluruh internet menjadi dewa yang hebat, akhirnya Lu Wen yang konyol akhirnya menjadi bintang yang mumpuni.
Lu Wen: Terima kasih kepada Guru Qu karena tidak mengabaikan atau bersikap dingin padaku!
Gong konyol dan terus terang yang menyukai musik vs dingin di permukaan tetapi sebenarnya hangat di dalam shou yang memiliki fobia sosial.
Qu Yanting: Saya akan meningkatkan IQ Anda untuk Anda, dan Anda akan mengobati ketakutan sosial untuk saya. Ini mungkin cinta.
[Brothership, Familyship, & Bromance Area]
[Not BL!]
.
.
.
Perlakuan kasar juga sikap acuh tak acuh menjadi landasan penyesalan mereka saat melihat tubuh itu terbaring kaku di ranjang pesakitan setelah sebelumnya di tangani oleh dokter. Satu kalimat yang keluar menyentak begitu dalam relung hati mengingat semua duka yang tertoreh pada sosok lembut itu.
"Tuan muda telah tiada."
Begitu katanya.
Sangat singkat namun kalimat itu tidak pernah ingin mereka dengar. Tidak sekali pun dalam hidup mereka.
Jika saja kesempatan kedua itu ada, maka izinkan mereka untuk menebusnya. Memberikan kehidupan lebih baik padanya yang mengulas luka penyesalan paling dalam bahkan tanpa sebuah kata.
"Mendekat lah, papa ingin mendengar detak jantung mu."
"Jangan makan makanan tidak sehat! Bawa bekal saja dari rumah."
"Jika berani bergadang, aku akan tidur sembari memelukmu hingga pagi."
"Diam saja di sana, olahraga berat tidak baik untuk tubuh mu yang lemah."
"Kenapa kalian semua bertingkah aneh seperti aku orang tua berusia seratus tahun?"
.
.
.
Bunga Hyacinth melambangkan duka, penyesalan, kecemburuan dan iri hati. Dalam mitosnya Hyacinth tumbuh dari darah seorang pemuda yang sangat di sayangi oleh Apollo dan Zephyr, dan dia terbunuh karena rasa iri Zephyr pada kedekatan antara si pemuda dan Apollo. Tetapi di sisi lain, Hyacinth juga memiliki makna pengampunan atas kesalahan orang lain.