Dunia dilahirkan oleh cinta, dari cinta, dengan cinta, untuk cinta. Semesta adalah samudra cinta tanpa batas. Setiap embus napas yang keluar dari beragam hidung manusia adalah napas cinta. Setiap gerak sehelai rambut adalah gerak cinta. Setiap lambaian daun meski hanya sepersekian mili adalah lambaian cinta. Setiap gerakan dari bagian tubuh manusia melahirkan desis dan gelombang cinta. Kibasan tangan petani kala mengusap kening yang dikangkangi keringat kala mencangkul lahan tandus yang sangat jarang merasakan pupuk karena tak terjangkau, dan sebentar lagi akan dibangun pabrik atau jalan tol itu adalah usapan dan kibasan cinta untuk cinta.
Namun, apa sejatinya cinta? Apakah cinta itu semacam tahi kucing yang menjadi bunga pasir? Ataukah cinta itu semacam alat perniagaan untuk mendapatkan keuntungan dan kepuasan? Ataukah cinta itu hanyalah kepalsuan yang ditawarkan dengan wajah intan yang berseri-seri dan memikat hati? Atau apakah sebaiknya kita tak usah lagi berbicara tentang cinta, sebab cinta tak akan ada habisnya untuk dibicarakan, dan ketimbang kita menambah najis dan sampah pada cinta itu sendiri.
"Resusitasi adalah prosedur medis darurat yang dilakukan untuk menyelamatkan nyawa seseorang saat pernapasan atau jantungnya berhenti. Lakukan dengan segera dengan Posisi tangan harus pas hingga proses kompresi jantung bisa maksimal. Tapi tentunya akan ada efek samping, salah satunya patah tulang."
Satu bait penjelasan medis yang malah membuat mata dr. Adis berkaca-kaca ingin menangis. Padahal penjelasannya tidak ada hubungannya sama sekali dengan kisah hidupnya. Namun ketika ia renungkan semakin dalam, analogi itu sangatlah cocok.
Bahwa ia bertemu dengan seorang pria yang sedang sekarat dalam urusan percintaan. Seorang pria yang pernah patah hati hingga mati rasa. Jantung bagian percintaannya berhenti berdetak. Lalu dengan polosnya, Adis mencoba memberikan pertolongan dengan cara menyentuh jantung hatinya. Memberi tekanan-tekanan cinta, berharap jantung hati pria itu akan kembali berdetak normal hingga bisa kembali merasakan jatuh cinta.
Namun sayangnya Adis tidak memperhitungkan lebih jauh lagi bahwa berhasil atau tidak berhasilnya resusitasi yang ia berikan pada pria itu, tetap akan menimbulkan efek patah hati.