"Lo tau analogi Bunga dan Lebah nan?" Bella menatap dynan, menunggu jawaban.
Dynan menghela nafas berat dan menatap malas bella "gak"
"Gue lebah dan lo bunga ,,,,-"
"Apa?! Ngga ngga!!! Gue lebah" potong dynan yang disambut pukulan ringan di belakang punggung nya
"Gue lebah dan lo bunga, ATAU! sebaliknya" bella menekankan kata atau sambil menatap dynan tajam.
"Hmm, terus?"
"Simbiosis mutualisme kan? Kita saling memberi dan tanpa sadar saling menerima ,,,,-" dynan menatap bella, namun dengan cepat bela membungkam mulut dynan dengan tangan kanan nya, mulutnya yang ingin berkata sesuatu itu sudah tertangkap duluan oleh mata bella
",,,, Terus gue mulai minta lebih banyak, dan otomatis lo ngasih lebih banyak juga, tapi gue sadar kalo mungkin gue bunganya, objek yang ngga akan pernah bisa pindah tempat, cuma bisa nunggu lebah yang hadir nya hanya sesaat, dan lo lebah nya, hadir kalo emang saatnya hadir, pergi kala saat nya pergi, lebah bisa pergi dan nyari bunga yang lebih indah, gue? Mungkin sepi"
Dynan berbalik menatap bella, senyum gadis itu terangkat ringan, seakan kalimat nya barusan hanyalah sekedar hal biasa, "sejak kapan lo pinter bikin cerita kaya gini?"
"Sejak gue sadar, kalo lo dan gue ngga akan pernah bisa jadi kita" alana semakin melebarkan senyumnya dan menatap hangat dynan, keduanya terdiam dalam yang lama.
___________________________________________
Maaf buat para reader yang udah baca bagian sebelum nya, cerita ini mengalami banyak perubahan, karna revisi yang terus menerus, dengan menyesal saya mengucapkan banyak permintaan maaf, selanjutnya saya akan berusaha kompeten pada alur yang kali ini.
Terimakasih🙇