Vano tak pernah menyangka kehilangan cinta sejatinya, Arvan, dengan cara paling tragis. Kematian Arvan yang misterius meninggalkan luka mendalam dan pertanyaan tanpa jawaban. Dalam keputusasaan, Vano bersama Marvel, Ervin, Brian, dan Marzel memulai perjalanan penuh luka untuk mengungkap kebenaran di balik kepergian Arvan.
Namun, semakin mereka menggali, semakin kelam rahasia yang terungkap. Sosok El, mantan Vano, ternyata menyimpan dendam dan masa lalu yang mengerikan. Dibalik tragedi ini, tersembunyi konspirasi kelam yang melibatkan keluarganya sendiri. Alaska, pria yang selama ini tak mencolok, muncul sebagai bayangan gelap yang membawa teror ke dalam kehidupan mereka.
Di tengah pencarian keadilan, kebenaran yang menyakitkan akhirnya terungkap. Arvan tak sekadar menjadi korban, tetapi juga bagian dari permainan berdarah yang telah dirancang sejak lama. Dan ketika semua kepingan misteri terhubung, hanya satu pertanyaan yang tersisa: apakah kebenaran cukup untuk menyembuhkan luka mereka, atau justru semakin menjerumuskan mereka dalam kegelapan?
Yg tidak suka skip saja jangan salah lapak!!!
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan