Sebuah kisah fiksi dalam genre fantasy-romance, tanpa satupun kalimat sakral klasik 'aku mencintaimu' di dalamnya.
Akulah sang kasat mata. Ada, namun seakan tak ada.
Sebuah kisah mengenai bagian tergelap dalam diri ciptaan Tuhan, mereka yang menyembunyikan wajahnya di balik lapisan topeng.
Freya Knight adalah satu-satunya gadis dalam kelompok pemburu iblis dengan spesialisasi pemburu vampir. Masalah datang mengetuk pintunya saat senjata mematikan yang harus dijaganya dicuri darinya pada suatu malam.
Hanya saja tidak berhenti sampai disitu, masalah juga mewujud padanya dalam bentuk sesosok prajurit emas bernama Earl Havens, seorang prajurit malaikat rupawan di bawah kepemimpinan Dewan yang berencana untuk mengaduk-aduk perasaannya dan mempermainkannya seperti boneka.
Belum lagi saudara angkatnya sesama pemburu, Ashton Sevine yang selalu berada di sisinya untuk melindungi dan menyayanginya seperti adiknya sendiri, seiring berjalannya waktu memutuskan untuk menganggapnya lebih dari sekedar saudara.
Kemelut melingkupi saat waktu berlalu dalam putaran lambat dan intensitas perasaannya yang menanjak, Freya Knight menemukan dirinya sendiri terjebak dalam balutan rahasia-rahasia masa lalu, pengendalian diri yang ekstrem, cinta tanpa kata, hasrat tak terbendung, dan pengkhianatan oleh orang yang disayanginya.
Kekuatannya sendiri akan mengejutkannya.
Dan ketika loyalitas dipertanyakan, kematian mungkin tak terhindarkan sebagai bagian dari pengungkapan kebenaran.
Kematian mungkin pengorbanan dalam diam, tapi kebenaran tidak pernah abu-abu.
----------
Catatan dari Penulis:
Mereka yang berpikiran sederhana, tidak disarankan untuk membaca cerita ini.
Bukannya sombong, semata karena plot-nya rumit, penulisnya skeptis, dan karakternya hedonis. Singkatnya, saya merusak total kaidah-kaidah dasar penulisan dan moral, menggantinya dengan versi saya sendiri. Jangan sampai terpengaruh dan jangan menghakimi saya hanya karena tulisan saya :)
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang.
Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya.
Ia selalu tersenyum setiap harinya.
Ia tidak pernah menyalahkan Tuhan yang memberikan kehidupan padanya.
Lalu, bagaimana jika ia transmigrasi ke raga Kaylan Edbert Alexander yang berkebalikan dengan dirinya. anak yang nakal, pembangkang, selalu mencari perhatian.
Bisakah ia merubah pandangan semua orang pada dirinya?
.
.
.
.