Vino dan Vay berharap bisa bersama sampai menjadi debu. Padahal tembok yang ada di antara mereka itu, sangat tinggi. *** "Vay, gue gabut." Vino ngedongak, natap langit jingga di sore hari. "Gue juga, apakah kita ini jodoh?" Vay tertawa kecil lalu ngegaruk pipinya pelan. "Karna gue gabut dan lo juga gabut, ayo pacaran!" Vino berseru dengan senyum manisnya. "Ayo!"
1 part