Langit malam itu kelam, seperti menyimpan rahasia gelap yang tak ingin diungkapkan. Di balik dinding dingin sebuah rumah sakit, seorang gadis kecil dengan tubuh ringkih duduk dalam diam, matanya menatap kosong pada lantai. Wajahnya pucat, menyimpan luka yang lebih dalam dari sekadar yang terlihat. Lulu Arsenandar adalah namanya, anak yang masih mencoba memahami dunia yang terlalu kejam untuk usianya.
Namun, bukan hanya Lulu yang terluka. Di sekitarnya, ada hati-hati yang tergores oleh pedihnya kenyataan-seorang kakak yang merasa gagal melindungi, seorang sahabat yang dihantui rasa bersalah, dan sebuah keluarga yang perlahan-lahan menemukan kebenaran pahit di balik penderitaan mereka.
Ketika kasus ini dibawa ke pengadilan, kebenaran yang tersimpan lama mulai terkuak satu per satu. Tapi Lulu memegang satu rahasia yang tak pernah ia katakan pada siapa pun, rahasia yang akan mengguncang segalanya saat diungkapkan.
Namun, kebenaran ini hanyalah awal dari babak baru. Di balik semua ini, ada bayang-bayang yang lebih kelam, mempersiapkan diri untuk menyerang saat semua perhatian teralihkan. Ketika mereka mengira badai telah berlalu, mereka belum tahu bahwa luka yang lain tengah menunggu untuk dibuka.
Delvan-Yunita-Kalvi-Elfina
Virendra-Liodra-Arfan-Alan
Bima-Viona-Afsa
Gara Arsenandar-Aldara-Luina
Prisha nyaris menghabiskan dua windu hidupnya untuk mencintai seorang saja pria. Terjabak friendzone sedari remaja, Prisha tidak pernah menyangka jika patah hatinya gara-gara Paradikta menikah dapat membuatnya hampir mati konyol. Dia baru saja bebas dari jerat derpresi saat melihat Paradikta justru kembali ke dalam hidupnya dengan aroma-aroma depresi yang sangat dia kenali.
"Kamu pikir, kematian bakal bawa kamu ke mana? Ketemu Saniya? Kamu yakin udah sesuci dia? Jangan ngimpi Radi!"
"Mimpi? Ngaca! Bukannya itu kamu? Menikahi saya itu mimpi kamu kan?"
Dan, Prisha tahu jika Paradikta yang dua windu lalu dia kenal saat ini sudah tidak lagi ada.